Seiring dengan waktu serta makin bertambahnya penduduk, serta adanya Jembatan Ampera, maka kapal-kapal besar tersebut tidak lagi bisa melintas.
Hal itu ditambah dengan makin mengecilnya lebar dari Sungai Musi, akibat kondisi alam.
Yang tadinya aliran sungai menjadi daratan dan dijadikan tempat bermukim bagi masyarakat.
Diceritakannya, sebutan laut juga dianggap masyarakat Palembang, untuk membedakan dua wilayah pada suatu daerah dalam satu desa atau sekarang disebut kelurahan.
BACA JUGA:Nama Talang Keramat, Ternyata Berawal dari Kisah Pilu Sang Buaya Berwujud Manusia
"Contohnya saja Kelurahan 1 Ulu, ada 1 Ulu darat dan ada 1 Ulu laut karena sebagian masyarakatnya bermukim di dekat aliran sungai Musi," ungkapnya.
Lebih jauh dikatannya, sebutan laut itu tidak hanya untuk wilayah di Kelurahan 1 Ulu saja.
Namun juga pada beberapa daerah lainnya sepanjang pesisir sungai Musi terutama di Seberang Ulu.
Sebagaimana diketahui, sungai Musi adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Sumatera setelah Sungai Batanghari.
BACA JUGA:Banyak Nama Kawasan Palembang Berawal Kata Talang, Nomor 7 Jadi Legenda
Sungai Musi memiliki panjang sekitar 750 km, dengan lebar bervariasi antara 300 meter hingga 2,1 kilometer.
Hulu Sungai Musi berada di dekat Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Sementara hilir Sungai Musi berada di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Selat Bangka.
Di kawasan tersebut, Sungai Musi dengan beberapa sungai lainnya membentuk sebuah delta yang terletak di dekat Kota Sungsang.
Dikutip dari berbagai sumber, Sungai Musi awalnya bernama Sungai Mu Ci.