Kain Jumputan Palembang, Lebih Banyak Menggunakan Warna Berani

Senin 19-12-2022,16:13 WIB
Reporter : Edy Handoko
Editor : Rappi Darmawan

Sedangkan penyebutan teknik pembuatan kain jumputan di setiap wilayah berbeda-beda. Palembang, kain jumputan dinamai dengan kain pelangi karena motifnya yang bermacam dan indah. 

Sementara di Banjarmasin, kain ini dikenal dengan nama Sasirangan dan masyarakat Jawa menyebut dengan istilah tritik.

Umumnya, teknik pembuatan kain jumputan di Palembang, lebih menerapkan metode strich and dye. Yaitu membuat jelujur dengan benang pada bidang kain dengan mengikat pola yang telah ditentukan. 

Selanjutnya ditarik erat-erat sehingga berkerut-kerut, lalu dimasukkan ke dalam larutan pewarna kain.

BACA JUGA:Berkunjung ke Kampoeng BNI di Ogan Ilir, Mengenal Kerajinan Tenun Songket

Bagi konsumen yang tertarik mengoleksi jumputan, dapat mengunjungi lokasi penjualan kain khas Bumi Sriwijaya di kawasan 26 ilir sebagai sentral pengrajin kaim tenun atau di pasar tradisional.

Karena pembuatan kain jumputan yang cukup rumit, untuk harga rata-rata di pasaran berkisar Rp250 ribu hingga jutaan rupiah. 

Harga ini tergantung bahan, tingkat kesulitan, serta model busana yang dijahit.(*)

 

Kategori :