"Kami dari GGD juga akan terus membantu dan berkoordinasi dengan sejumlah komunitas pendidikan untuk membantu pendidikan di pelosok Muratara," bebernya.
Selain di SDN Sungai Jambu, masih banyak sekolah pelosok lainnya di Muratara yang memiliki kasus serupa.
Seperti SD Negeri 2 Muara Kulam Lokal Jauh, Karang Pinggan, Kecamatan Ulu Rawas.
Setiap hari anak pelajar maupun guru di wilayah ini harus menyeberangi sungai yang aliran cukup deras untuk isa sampai ke sekolah. Sekolah Translok Pauh, Rawas Ilir, Senawar dan lainnya.
BACA JUGA:Danau Rayo, Kabupaten Muratara, Kisah Pria Tampan Disukai Banyak Gadis
Pihaknya berharap, ada perhatian lebih dari Pemerintah terkait kondisi sekolah sekolah pedalaman.
"Karena memang minim fasilitas seperti jalan, jembatan dan lainnya," tutupnya.
Sejumlah komunitas GGD di Muratara, tidak jarang terpantau melakukan kaloborasi dengan sejumlah komunitas pendidikan membangun sejumlah sarana di Muratara. Seperti musala, Jembatan gantung, maupun rumah guru.
Sementara, Bupati Muratara H Devi Suhartoni, mengomentari peranan GGD di Muratara sangat bermanfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA:Mabes TNI Bantu Pengembangan Tiga Objek Wisata di Kabupaten Muratara
"GGD di Muratara selain mengajar didaerah jauh di pedalaman daerah. Mereka juga punya niat tulus dan melakukan kegiatan sosial," katanya.
kegiatan yang digagasi GGD di Muratara, harus diapresiasi. Selain memberikan pesan pendidikan terhadap masyarakat, tentunya juga adan pesan moral yang mereka sampaikan.
H Devi Suhartoni juga meminta seluruh pihak agar merespon positif gerakan pembangunan pendidikan yang dilakukan sejumlah tenaga didik di Muratara.
Bukan hanya guru, namun peranan orang tua juga diperlukan untuk menunjang pembangunan karakter anak.
"Kabupaten kita Muratara akan maju dan berkembang, jika anak dan guru bersatu. Anak-anak Muratara, harus sekolah tinggi, nasib masa depan Muratara di tangan mereka," tegasnya.(*)