MURATARA, SUMEKS.CO - Masih banyak tantangan bagi negara berkembang untuk bisa menyediakan fasilitas pendidik di daerah pedesaan terpencil.
Seperti yang ditemui di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Minimnya akses membuat Guru Garis Depan (GGD) di Muratara harus memutar otak lebih.
Hal tersebut dikatakan Koko Triantoro, koorditor relawan negeri, sekaligus GGD Muratara.
Dia mengatakan, kondisi itu terjadi seperti di SDN Sungai Jambu yang terletak di Dusun Sungai Jambu, Desa Muara Tiku, Kabupaten Muratara.
BACA JUGA:Demi Mengenyam Pendidikan, Pelajar di Muratara Nekat Sebrangi Sungai Tiap Hari
Puluhan tahun sejak berdiri siswa-siswi dan guru yang berasal dari Dusun KMPI harus berjalan kaki setiap hari ke sekolah SDN Sungai Jambu.
Karena akses transportasi di wilayah ini didominasi menggunakan aliran sungai.
Siswa maupun guru saat menuju sekolah, harus melintasi sungai dengan rakit dan berjalan kaki melewati hutan.
"Karena mereka tidak memiliki perahu, jarak ditempuh saat berjalan kaki bisa mencapai 1,5 jam lebih," ucapnya.
BACA JUGA:Warga Setia Marga, Muratara Masih Kesulitan Melintas
Dari permasalahan ini, koko Triantoro menawarkan Yayasan Rumah Asuh dan Benih Baik untuk bisa memberikan pendanaan pembuatan perahu khusus untuk transportasi pendidikan. Pengabdian guru dan harapan siswa yang dulu puluhan tahun melintasi hutan kini menikmati perahu.
"Alhamdulillah kita bisa menyalurkan donasi perahu khusus untuk transportasi pendidikan di wilayah Sungai Jambu," bebernya.
Perahu khusus transportasi pendidikan itu sudah dilakukan secara simbolis Bupati Muratara dalam acara Puncak Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022.
Pihaknya berharap, donasi yang sudah disalurkan bisa membantu anak anak di daerah pelosok agar mendapatkan pendidikan.
BACA JUGA:Tambang Emas Liar di Muratara Masih Marak, Aliran Sungai Rawas Semakin Keruh