Masih dalam hal pembangunannya, dikatakan Buya, pembangunan rumah Limas yang sebagian besar terbuat dari kayu yang berkualitas baik, seperti Unglen, Tembesu, Merawan tersebut diusahakan agar menghadap ke arah timur.
Pendirian rumah Limas berbentuk panggung merefleksikan beragam nilai yang hidup dalam masyarakat Palembang, diantaranya nilai budaya, religius dan sosial. Nilai-nilai tersebut merupakan sebagai manifestasi dari kearifan lokal masyarakat.
Lalu yang terakhir yakni nilai sosial yang mana dapat dilihat pada keberadaan kekijing atau tingkatan teras rumah.
Setiap kijing atau undakan menjadi simbol perbedaan garis keturunan asli masyarakat Palembang, pada saat ada undangan pesta adat didalam Rumah Limas.
BACA JUGA:Cobain Spot Foto Terbaru di Palembang, View Sungai Musi dan Jembatan Ampera Sejajar
Dia menjelaskan, untuk Kijing pertama merupakan teras paling rendah, merupakan tempat berkumpulnya golongan keturunan Palembang bergelar Kemas.
Sedangkan kijing kedua lebih tinggi dari kijing pertama merupakan tempat berkumpulnya para Kiagus dan Masagus.
"Dan kijing ketiga merupakan tempat untuk golongan bergelar Raden beserta keluarganya,"urainya.
Lebih jauh dia menjelaskan, tempat para undangan ditentukan oleh status sosial mereka, misalnya golongan pemuda berkumpul di kijing pertama, setengah baya berkumpul di kijing kedua, dan para orang tua serta orang yang dihormati lainnya berkumpul di kijing ketiga, sedangkan ibu-ibu berkumpul dibagian belakang.
BACA JUGA:Rumah Wisata Ong Boentjiet Palembang Butuh Akses Jalan Darat
Zaman dahulu untuk bagian-bagian ruangan dalam Rumah Limas, pada bagian depan Rumah Limas di sisi kanan dan kirinya terdapat dua buah tangga yang jumlah anak tangganya selalu berjumlah ganjil.
Biasanya di sebelah tangga tersebut, terdapat sebuah tempayan atau gentong berisi air untuk mencuci kaki, sebelum memasuki rumah.
Akan tetapi jika di rumah tersebut terdapat teras atau beranda, maka tangga tidak langsung menuju pintu rumah tetapi langsung ke teras rumah atau biasa disebut dengan Jogan
Jogan berfungsi sebagai penghubung dengan pintu rumah dan sebagai tempat istirahat pada siang dan malam hari.
BACA JUGA:7 Aktivitas Menarik Bisa Dilakukan Saat Berkunjung ke Alun-Alun Kota Palembang
Disamping itu, jogan dipergunakan untuk menyimpan peralatan, tempat upacara untuk anak-anak, dan sebagai tempat untuk menyaksikan jika di dalam rumah terdapat kegiatan, khususnya acara kesenian.