Namun kenyataannya, kata dia, dampaknya keberadaan angkutan batubara ini yang dirasakan masyarakat hanya menghirup polusi udara debu-debu batubara beterbangan, kecelakaan kerap terjadi.
“Semua itu karena mobilitas angkutan batubara, banyak dampak buruk yang ditumbulkan dari mobilitas angkutan batubara ini. Belum lama ini juga terjadi pemadaman listrik yang cukup lama karena tiang listrik dihantam truk batubara,” sesalnya.
Dirinya berharap kepada Gubernur Sumsel agar memperhatikan jalan khusus untuk angkutan batubara ini. Sebab tidak ada solusi lain, perusahaan pertambangan harus membuat jalan baru, paling tidak diberi waktu satu tahun bagi perusahaan untuk mengadakan jalan khusus untuk angkutan batubara. “Buat jalan sendiri kerjakan sendiri, pakailah sendiri jalan rakyat jangan diganggu. Sekarang ini kondisi jalur lintas Muara Enim-Tanjung Enim angkutan batubara sudah keluar bisa macet 2 sampai 3 jam,” tegasnya. (*)