SEKAYU, SUMEKS.CO - Pj Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Apriyadi MSi membuka Focus Grup Discussion (FGD) Penyusunan peta peluang investasi proyek prioritas strategis yang siap ditawarkan pada sektor Sumber Daya Alam (Perkebunan Tebu Terintegrasi Industri Pengolahannya) di Kabupaten Muba, di Grand Ranggonang Hotel Sekayu, Kamis, 8 September 2022.
Apriyadi mengatakan fokus diskusi Pemkab Muba bersama stakeholder terkait untuk mendukung program Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam melakukan penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI). Kemudian ditawarkan peluang SDA Muba kepada pihak investor untuk berinvestasi di Kabupaten Muba.
"Kepada perangkat daerah terkait silahkan dikaji dan diberikan data sebenar-benarnya, pastikan lahan yang akan di tawarkan ke investor benar-benar clear,” kata Apriyadi.
Clear dimaksud, baik dari sisi tata ruangnya, statusnya dan juga terkait kondisi lahan, apakah konturnya memang cocok dan yang terpenting tidak dalam posisi sengketa.
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Buka Akses Jalan Ruang Publik di Sekayu
“Jangan sampai pihak ketiga yang akan berinvestasi di Muba, justru terkena masalah, tugas kita Pemkab Muba memastikan investor bisa fokus berinvestasi dan tidak terbebani oleh permasalahan sosial," kata Apriyadi.
Apriyadi menjelaskan, Kabupaten Muba memiliki potensi untuk pengembangan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri pengolahannya.
Selaras dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor 472 Tahun 2018 tentang kawasan prioritas pertanian nasional. Proyek strategis perkebunan tebu terintegrasi dengan industri pengolahannya, on farm dan off farm yang artinya akan ada industri dibangun disini, tidak hanya perkebunannya tetapi juga pabrik yang akan menghasilkan barang setengah jadi maupun barang jadi.
"Ini diharapkan memberikan multiplier effect yang luas, baik itu akan memberi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi di Muba, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Muba,” lanjut Apriadi.
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Sambangi Petani Sawit di Desa Sidorejo Keluang
Proyek ini menjadi strategis karena produksi gula nasional saat ini hanya mengcover sebagian konsumsi gula nasional, sebagian lagi dipenuhi dengan impor gula, kurang lebih 5 juta ton gula diimpor pertahun.
Peluang market yang besar bagi peluang investasi industri pengolahan tebu, tidak hanya menghasilkan rendemen gula. Diharapkan industri juga akan menghasilkan produk sampingan dari proses pengolahan tersebut.
Ampas tebu yang bisa diolah menjadi biopackaging, resin, kertas kemudian blotong yang bisa diolah menjadi biofertilizer dan tetes tebu yang bisa diolah menjadi bioethanol dan banyak produk turunan lainnya.
Kandidat Doktor Universitas Sriwijaya Palembang ini juga menyampaikan, bahwa sektor perkebunan di Muba didominasi perkebunan kelapa sawit dengan luas perkebunan mencapai 443.471,62 Ha dengan kapasitas produksi 9.493.873 ton dan telah dilakukan replanting sebanyak 37.163 Ha.
BACA JUGA:Pemkab dan DPRD Muba Setujui Rancangan KUPA dan PPAS-P RAPBD TA 2022