KH Asep Saifudin yang hadir saat acara bedah buku mengapresiasi Mas'ud Adnan mendokumentasikan kisah hidupnya dalam sebuah buku.
KH Asep Saifuddin menceritakan kisah awal mula dirinya merintis pendidikan untuk anak-anak di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, sampai berhasil merintis pendirian universitas, beberapa SMP/Mts dan SMA.
"Tekad saya itu sebetulnya sederhana, bagaimana membangkitkan semangat untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, kesejahteraan bagi anak-anak muda di wilayah Mojokerto," kata KH Asep Saifuddin.
Dia berharap usahanya dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap terwujudnya kesejahteraan bangsa Indonesia dan membentuk tenaga profesional yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Dr. Eng Fadly Usman giliran mengupas secara historis kehidupan Prof Dr Asep Saifuddin.
Menurut Fadly Usman, sebelum dikenal sebagai kiai besar yang kaya dan dermawan, Kiai Asep Saifuddin memiliki latar belakang masa lalu yang getir.
Dia menilai pengalaman traumatis dan menyedihkan itu ternyata tidak membuat semangatnya luntur.
Pengalaman itu yang membuat Kiai Asep Saifuddin menjaga cita-citanya menjadi orang yang berguna bagi orang lain.
Penulis buku, Mas'ud Adnan mengatakan buku yang diterbitkan tersebut sebagai hasil karya jurnalistik yang dihimpunnya dari catatan-catatan tentang Prof Asep Saifuddin selama dua tahun.
"Sebagai jurnalis, itu suatu yang menarik untuk dipublikasikan kepada masyarakat agar dijadikan inspirasi bagi orang lain," tutur Mas’ud Adnan.
Mas'ud Adnan mengatakan bukunya disusun tidak sistematis, seperti layaknya sebuah karya ilmiah.
Buku tersebut hasil dari kumpulan catatan jurnalistik terkait kehidupan KH Asep Saifuddin yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara yang mendalam dengan tokoh yang diangkat dalam bukunya sesuai tema tiap bab.
Menurut Mas’ud Adnan, hal tersebut bertujuan untuk menggambarkan secara lebih cair mengenai sosok Kiai Asep Saifuddin kepada pembaca.
Mas’ud Adnan menegaskan bahwa judul 'Kiai Miliarder, tapi Dermawan" dipilih dengan tujuan menggali sisi solidaritas dari Kiai Asep Saifuddin sendiri yang kaya secara materi dan sumbangsihnya dalam dunia pendidikan.
"Buku ini lahir bukan sebagai ajang pamer-pamer, tetapi keteladanan dan ketokohan seorang kiai itulah yang mau diangkat sebenarnya," paparnya. (antara/lia/jpnn)