Tingkatkan Ekowisata Berbasis Budaya, PEP Adera Field Gelar Pelatihan Baca Tulis Aksara Ulu
Pertamina EP Adera Field Dorong Ekowisata Budaya di Candi Bumi Ayu--
PRABUMULIH, SUMEKS.CO - Di bawah rindang pepohonan kawasan Candi Bumi Ayu, suara tawa dan semangat para peserta pelatihan terdengar berpadu dengan cerita masa lampau.
Di hadapan mereka, lembar-lembar kertas bertuliskan simbol-simbol kuno seolah menjadi jendela menuju sejarah Sumatera Selatan. Hari itu, Aksara Ulu aksara khas warisan Kerajaan Sriwijaya kembali hidup di tangan generasi muda.
Pelatihan membaca dan menulis Aksara Ulu/Kaganga yang dihelat pada 31 Oktober lalu merupakan bagian dari kegiatan peningkatan ekowisata berbasis budaya yang digelar oleh PT Pertamina EP (PEP) Adera Field di kawasan Candi Bumi Ayu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Bagi masyarakat setempat, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah nyata menghubungkan masa lalu dengan masa depan.
Dipandu akademisi dan ahli Aksara Ulu, Ahmad Rapanie Igama, peserta yang tergabung dalam dua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) binaan PEP Adera seperti Pokdarwis Teratai dan Pokdarwis Tebat Jambu tampak antusias menulis nama mereka menggunakan aksara kuno tersebut.
BACA JUGA:Sewindu Kilang Pertamina Internasional, Bangun Legasi untuk Ketahanan Energi Indonesia
BACA JUGA:Pertamina EP Limau Field Raih Penghargaan di ASEAN Energy Awards 2025
"Awalnya sulit, tapi ternyata seru. Rasanya seperti membaca pesan dari leluhur," ujar salah satu peserta sambil tersenyum bangga.
Kegiatan ini menjadi cara kreatif memperkuat identitas budaya lokal. Melalui pengenalan Aksara Ulu, para pemandu wisata diharapkan mampu menjelaskan sejarah Candi Bumi Ayu secara factual dan memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai budaya yang melingkupinya.
Candi Bumi Ayu terdiri dari 13 struktur candi dan berbagai arca peninggalan masa Sriwijaya, menyimpan potensi besar sebagai pusat ekowisata sejarah dan edukasi. PEP Adera Field melihat peluang itu bukan semata untuk pariwisata, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat agar menjadi pelaku utama dalam mengelola potensi daerahnya sendiri.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten PALI, Novita Febriyanti. Ia melihat kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat membuka peluang ekonomi baru.
BACA JUGA:Bangkitnya Asa Masyarakat Desa Pengabuan melalui Program Permata Pertamina EP Adera Field
BACA JUGA:Energi Kolaborasi: Pertamina EP Prabumulih Dukung Generasi Muda Bersinar di PORPROV XV Sumsel 2025
"Sinergi dengan dunia industri seperti ini memberi dampak positif bagi pengembangan wisata lokal," katanya.
Apresiasi serupa muncul dari Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumatera Selatan, Kemas Abdul Latief. Pelatihan ini menurutnya menjadi momentum penting melahirkan para pemandu wisata yang memahami sejarah, dan bangga terhadap budaya sendiri. Pemandu lokal dapat menjadi duta yang tidak hanya bercerita tentang batu dan arca, tetapi menjiwai budaya itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


