Resmi Diluncurkan, Buku Politik Akar Rumput Herman Deru Ungkap Perjalanan dan Persaingan Ketat Jadi Gubernur

Resmi Diluncurkan, Buku Politik Akar Rumput Herman Deru Ungkap Perjalanan dan Persaingan Ketat Jadi Gubernur

Peluncuran Buku Politik Akar Rumput Herman Deru ungkap kisah inspiratif perjalanan politik, dari rakyat biasa hingga dua periode pimpin Sumsel. foto Rahmat sumeks,co--

Lebih jauh, Herman Deru menyampaikan bahwa ia telah menamatkan "sekolah politik lokal", mengingat pengalamannya sebagai Bupati dua periode dan Gubernur Sumsel dua periode. Namun, ia menekankan bahwa buku ini bukan ajang pamer, melainkan berbagi semangat dan pengalaman.

“Buku ini bukan untuk pamer. Saya hanya ingin memantik semangat. Siapa tahu apa yang saya jalani bisa menjadi inspirasi, bukan hanya untuk jadi politisi, tapi juga untuk menjadi orang yang berguna bagi masyarakat,” tegasnya.

Herman Deru juga mengungkapkan alasannya bersedia kisah hidupnya dibukukan, salah satunya karena dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi di masa mendatang.

“Kalau saya mencalonkan lagi, tentu saya tidak mau kisah ini dibukukan, karena bisa dijadikan senjata oleh lawan politik,” ujarnya dengan nada bercanda.

Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah tentang bagaimana Herman Deru menjalankan politik dengan prinsip efisiensi.

Ia mengungkapkan bahwa saat maju sebagai Bupati pada 2005, dirinya hanya menghabiskan dana sekitar Rp 1,9 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan kandidat lain yang menghabiskan puluhan kali lipat.

“Politik itu bisa murah asal kita mengandalkan jaringan akar rumput dan kepercayaan masyarakat, bukan semata-mata kekuatan finansial,” kata Herman Deru.

Penulis utama buku, Alfrenzi Panggarbesi, di dampingi Rustam Imron dan Komalasari, mengungkapkan bahwa proses penulisan buku ini memerlukan waktu panjang. 

BACA JUGA:Debat Ketiga Pilgub Sumsel 2024, HDCU Komitmen Bawa Kesejahteraan Masyarakat Makin Maju

BACA JUGA:Survei Litbang Pilgub Sumsel 2024, HDCU Unggul 48,9 Persen, Makin Diatas Angin Jelang Pilkada Serentak?

Awalnya, Herman Deru enggan kisah hidupnya diangkat, namun akhirnya setuju setelah diyakinkan bahwa pengalaman politik dari akar rumput layak dibagikan ke publik.

“Buku ini lahir bukan hanya untuk mendokumentasikan perjalanan politik Pak Herman Deru, tapi juga sebagai bentuk kontribusi terhadap peningkatan budaya literasi,” jelas Alfrenzi.

Menurutnya, budaya menulis dan membaca buku, khususnya di kalangan akademisi dan jurnalis, masih perlu ditingkatkan.

Ia berharap buku Politik Akar Rumput Herman Deru dapat menggugah semangat literasi, khususnya dalam bidang politik lokal.

BACA JUGA:Bedah Buku Biografi Gus Yahya, Disebut The Next Gus Dur

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: