NAH LOH! Garuda Indonesia Bebas Tugaskan Awak Kabin GA 716 Buntut Hilangnya iPhone Penumpang

NAH LOH! Garuda Indonesia Bebas Tugaskan Awak Kabin GA 716 Buntut Hilangnya iPhone Penumpang

Ilustrasi kabar tentang kru pesawat Garuda Indonesia GA 716 Jakarta-Melbourne diduga mencuri iPhone Penumpang picu sorotan publik--

BACA JUGA:Kemenag Kecewa, Maskapai Garuda Indonesia Kembali Mengalami Keterlambatan Angkut Jemaah Haji Pulang

Namun, cerita menjadi semakin rumit ketika Michael Tjendara mengungkapkan kronologi kejadian yang mencurigakan.

Dalam unggahan yang disertai tangkapan layar pelacakan lokasi iPhone, Michael menjelaskan bahwa iPhone miliknya terakhir kali terlihat di kursi 30D sebelum ia berpindah ke kursi kosong 32E untuk beristirahat.


Sinyal iPhone yang hilang terdeteksi di hotel Mercure Melbourne tempat kru Garuda Indonesia menginap--

Ketika kembali ke kursinya sekitar pukul 10.55 pagi waktu setempat, ia menyadari ponselnya telah hilang. Michael langsung melaporkan kejadian tersebut kepada awak kabin, namun mengaku tidak mendapat tanggapan yang memadai.

Tidak tinggal diam, Michael memanfaatkan aplikasi Find My iPhone dan menemukan bahwa perangkatnya sempat terdeteksi di Terminal 2 Bandara Melbourne area yang biasanya hanya bisa diakses oleh kru pesawat, bukan penumpang.

Kecurigaan makin kuat saat pelacakan lanjutan menunjukkan iPhone berpindah ke Hotel Mercure Southbank, tempat kru Garuda diinapkan.

Namun yang membuat publik makin terkejut, sinyal iPhone kemudian terdeteksi berada di tepi Sungai Yarra, sekitar pukul 04.00 pagi.

"Jam 7.33 malam, iPhone saya terdeteksi semakin ke tengah Sungai Yarra," tulis Michael dalam unggahannya, menyiratkan kemungkinan ponselnya telah dibuang ke sungai.

Bersama General Manager Garuda Indonesia di Melbourne, Samuel, dan staf bernama Ridho, Michael menyusuri area sekitar sungai, memeriksa tempat sampah, bahkan gorong-gorong. Namun, pencarian tidak membuahkan hasil.

Dengan segala bukti pergerakan sinyal iPhone yang tidak masuk akal, terutama lokasi yang terhubung dengan area kru, Michael akhirnya menyimpulkan bahwa pelaku kemungkinan besar berasal dari internal awak pesawat.

"Jadi tiada lain dan tiada bukan, asumsi terkuat adalah kru Garuda," ujar Michael kecewa.

Kasus ini langsung memicu reaksi publik dan mencoreng citra maskapai pelat merah tersebut. Banyak netizen menuntut transparansi dan penyelesaian yang adil.

Apalagi, jika terbukti bahwa pelaku berasal dari kalangan internal, maka ini bisa menjadi preseden serius bagi industri penerbangan nasional.

Kini, publik menunggu hasil investigasi lanjutan. Sementara itu, Garuda Indonesia berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan kasus ini dengan tuntas, transparan, dan akuntabel.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait