Melantai di Bursa, Titan Infra Sejahtera Tawarkan Saham Perdana pada 2025

Melantai di Bursa, Titan Infra Sejahtera Tawarkan Saham Perdana pada 2025

Melantai di Bursa, Titan Infra Sejahtera Tawarkan Saham Perdana pada 2025.-Foto: dokumen/sumeks.co-

Yang menarik, Victor menambahkan, sejak tahun ini, PT Bukit Asam Tbk, mulai mengirimkan produksi batu bara mereka melalui jalur dan pelabuhan batu bara TIS yang tentunya ini membawa angin segar bagi perusahaan. 

Victor meyakini, batu bara Bukit Asam yang melewati jalan TIS dari tahun ke tahun akan terus bertambah. Apalagi di tengah harga batu bara yang relatif stabil di harga US 125 dolar per ton. 

BACA JUGA:PT Titan Bangkrut, Karyawan Jangan Mau jadi Korban

BACA JUGA:Direksi BRI Kompak Borong Saham BBRI, Sinyal Kuat Optimisme Kinerja Masa Depan

Bahkan untuk mengantisipasi terjadi bottle neck, penyumbatan di jalur lalu lintas, akibat lonjakan angkut dan pengapalan itu, tahun ini TIS sudah menambah jumlah pelabuhan dari 2 menjadi 3 pelabuhan dengan 5 konveyor. Rencananya, tahun depan akan menambah 1 konveyor lagi.

Victor optimistis masa depan perusahaannya cemerlang di masa depan. Dia menjelaskan, Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir utama batu bara termahal di dunia, saat ini pasokan batu bara didominasi tambang-tambang yang ada di Kalimantan. 

Masalahnya, biaya stripping atau pengedukan batu bara di Kalimantan sudah semakin mahal lantaran usia penambangan yang sudah cukup lama. 

Dengan biaya pengedukan yang kian mahal, harga menjadi tidak kompetitif. “Ruang inilah yang menjadi masa depan kami,” ucap Victor, berbinar.

BACA JUGA:Kembangkan Usahamu! Peluang Emas bagi UMKM Ultra Mikro di Era Digital

BACA JUGA:Laba Bersih Tumbuh 12 Persen, Saham BBRI Tetap Menjadi Favorit Investor

Optimisme Victor itu tidak berlebihan. Fakta menunjukkan, saat ini Sumatera adalah penghasil batu bara terbesar ke dua di Indonesia dan Sumatera Selatan, di mana operasi TIS berada, adalah penyumbang terbesar dari produksi batu bara di Sumatera.  

Cadangan batu bara di Sumatera Selatan tercatat sebanyak 9,3 miliar ton. Jumlah ini 25% dari cadangan batu bara nasional yang mencapai 37,6 miliar ton. 

Konsentrasi tambang batu bara di Sumatera Selatan berada di tiga wilayah kabupaten, yakni Muara Enim, Lahat, dan Ogan Komering Ulu. 

Di Muara Enim saja setidaknya ada 29 izin usaha pertambangan yang keluarkan pemerintah. 

BACA JUGA:Direksi BRI Kembali Lakukan Aksi Borong Saham hingga Miliaran Rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: