Damaskus Jatuh, Rezim Assad Tumbang, Bagaimana Nasib Ribuan WNI di Suriah

Damaskus Jatuh, Rezim Assad Tumbang, Bagaimana Nasib Ribuan WNI di Suriah

Damaskus Jatuh, Rezim Assad Tumbang, Bagaimana Nasib Ribuan WNI di Suriah --

Kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) berhasil menaklukkan Damaskus hanya dalam beberapa jam setelah pengepungan dari berbagai arah.

Pergerakan cepat kelompok oposisi ini mengejutkan banyak pihak, termasuk pasukan militer rezim Assad yang disebut kehilangan koordinasi dan semangat perlawanan.

Keberhasilan pemberontak ini diawali dengan merebut Aleppo pada 30 November, diikuti oleh Hama pada 5 Desember, dan Homs beberapa hari setelahnya. 

Serangan mereka akhirnya mencapai ibu kota Suriah pada Minggu pagi, menandai kejatuhan rezim Bashar Al-Assad yang telah memerintah selama dua dekade, menggantikan ayahnya, Hafez Al-Assad.

BACA JUGA:Suriah Tak Ada KFC dan McD Tapi Mereka Punya ‘Dajajati’ Resto Ayam Goreng, Namanya Kayak Resto di Sunda

BACA JUGA:Iran Luncurkan Drone dan Rudal ke Israel, Pembalasan Atas Dugaan Serangan Israel di Suriah

Situasi Pascakejatuhan Assad

Laporan menyebutkan bahwa Bashar Al-Assad telah melarikan diri dari Damaskus, meski keberadaannya berada di Moskow Rusia.

Sementara itu, Perdana Menteri Mohammad Jalali menyerukan kerja sama antara oposisi dan masyarakat Suriah untuk menghindari kehancuran lebih lanjut. 

“Pemerintahan sementara akan segera dibentuk untuk memastikan transisi damai,” ujarnya. Saya tetap berad di rumah karena bagian  dari negara ini,''jelasnya

Namun, kekhawatiran muncul terkait masa depan Suriah di bawah kendali HTS, mengingat kelompok tersebut memiliki sejarah terkait jaringan ekstremis di masa lalu. .

Meski saat ini mereka menyuarakan pesan rekonsiliasi dan nasionalisme, skeptisisme masih kuat di kalangan masyarakat internasional.

Kejatuhan Assad membawa dampak geopolitik signifikan, terutama terhadap pengaruh Iran di kawasan.

Suriah selama ini menjadi kunci bagi Iran dalam mendukung kelompok Hizbullah di Lebanon dan faksi-faksi lainnya di Timur Tengah.

Kini, Poros Perlawanan yang dipimpin Iran berada dalam posisi rentan, sementara sekutu Assad seperti Rusia memilih fokus pada konflik domestik masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: