Megawati Kesal Calon PDIP Kalah di Jateng? Warganet: Ya Bu, Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng

Megawati Kesal Calon PDIP Kalah di Jateng? Warganet: Ya Bu, Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng

Megawati Kesal Calon PDIP Kalah di Jateng? Warganet: "Ya Bu, Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng"--

Megawati Kesal Calon PDIP Kalah di Jateng? Warganet: "Ya Bu, Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng"

Sumeks.co, Semarang - Salah satu kontestasi yang paling menyita perhatian publik  pada pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 berlangsung pada Rabu, 27 November 202 adalah Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng). 

Hasil hitung cepat menunjukkan kemenangan pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Ahmad Luthfi dan Taj Yasin atas paslon nomor urut 1 Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi). 

Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang selama ini dikenal memiliki basis kuat di Jawa Tengah ini.

Hasil Quick Count Mengejutkan di Pilkada Jateng

Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan oleh Indikator, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin memperoleh 58,31 persen suara, mengalahkan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang hanya meraih 41,69 persen suara. 

Data quick count tersebut dihimpun dari 600 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 1-2 persen.

BACA JUGA:Anies Baswedan Tak Dapat Restu Megawati, PDIP Calonkan Pramono-Rano Karno di Pilgub Jakarta

BACA JUGA:Berpeluang Sebagai Cawapres Ganjar di Pemilu 2024, Andika Perkasa: Saya Siap

Kemenangan pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (PAN, Demokrat, Gerindra, Golkar, PKS, PKB, NasDem, PPP, PSI, dan beberapa partai non-parlemen) ini sekaligus mematahkan dominasi PDI-P di wilayah yang selama ini dianggap sebagai "kandang banteng".

Bagaimana Reaksi Megawati?  Menyoroti Praktik Tidak Etis

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, tak mampu menyembunyikan kekecewaannya atas hasil Pilgub Jateng. 

Dalam pernyataan resminya, Megawati mengkritik keras dugaan praktik tidak etis yang dilakukan untuk memengaruhi hasil pilkada.

Ia menyoroti penggunaan alat negara secara masif sebagai salah satu faktor kekalahan.

“Saya mendapatkan laporan adanya penggunaan penjabat kepala daerah hingga aparat kepolisian untuk tujuan elektoral. Hal ini tentu saja melukai demokrasi,” ujar Megawati dalam konferensi pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: