WAJIB TAU, Inilah Bahaya Pneumonia yang Sering Disebut Pembunuh Senyap Itu
WAJIB TAU, Inilah Bahaya Pneumonia yang Sering Disebut Pembunuh Senyap Itu --
WAJIB TAU, Inilah Bahaya Pneumonia yang Sering Disebut Pembunuh Senyap Itu
Jakarta, Sumeks.co – Pneumonia, sering disebut sebagai “pembunuh senyap,” terus menjadi ancaman kesehatan global yang serius, terutama bagi anak-anak.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menyoroti hal ini dalam Puncak Peringatan Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin 18 November 2024.
Dalam acara tersebut, Prof. Dante mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka kematian anak akibat pneumonia di dunia.
“Pneumonia menjadi ancaman serius bagi anak-anak di dunia. Data menunjukkan setiap 43 detik, seorang anak meninggal akibat pneumonia. Setiap tahunnya, 700 ribu anak kehilangan nyawa akibat penyakit ini, yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar Prof. Dante.
BACA JUGA:Alexandra Olivia, Grand Finalis Putri Remaja dan Anak Indonesia Provinsi Sumsel 2022
BACA JUGA:Keluarga Aiptu FN Datangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Bakal Laporkan Debt Collector?
Ancaman Global Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Pada anak-anak, terutama balita, gejala yang sering muncul meliputi batuk, kesulitan bernapas, hingga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas, yang menjadi tanda pneumonia berat.
Prof. Dante menekankan bahwa salah satu faktor risiko terbesar bagi anak-anak adalah paparan asap rokok.
“Anak-anak yang tinggal di lingkungan orang tua perokok lebih rentan terkena pneumonia dibandingkan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok.
Asap rokok tidak hanya merusak kesehatan perokok, tetapi juga melemahkan paru-paru anak-anak,” tambahnya.
Fakta dan Angka yang Mengkhawatirkan akibat Radang Paru
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Yudhi Pramono, MARS, menyebut pneumonia sebagai penyebab utama kematian pada balita di Indonesia.
BACA JUGA:Hari Gizi Nasional 2022, BRI Salurkan Bantuan Pencegahan Stunting Anak Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: