Kampung di Jember Disebut Rawan Tuyul, Warga Sampai Pasang Spanduk Peringatan Pendatang Hati-hati

Kampung di Jember Disebut Rawan Tuyul, Warga Sampai Pasang Spanduk Peringatan Pendatang Hati-hati

Kampung di Jember disebut rawan tuyul, warga sampai pasang spanduk peringatan warga dan pendatang hati-hati. foto: @jember24jam_--

Terlepas dari apapun jawaban dari pertanyaan tersebut, ternyata ada sejarah yang tercatat mengenai asal muasal cerita mistis tuyul sebagai alat pencuri uang.

BACA JUGA:Ramai Konten Istri Takut Dimutilasi, Suami Kalau Stress Kerja Diminta Cerita, Jangan Tiba-tiba?

BACA JUGA:Pesulap Merah Mendadak ‘Gerebek’ Bursa Ex Taxi, Siap Tangkap Tangan Kanan Deka Reset yang Kabur Entah Kemana? 

Dikutip dari berbagai sumber ternyata, sosok mistis ini berawal dari tahun 1870, pada saar itu Belanda meresmikan kebijakan pintu terbuka atau liberalisasi ekonomi yang menggantikan sistem tanam paksa. 

Sekilas perubahan ini membawa angin segar karena dinilai mampu menyejahterakan masyarakat yang kenyataannya ternyata tidak demikian.

Beberapa sumber bahkan menyebut Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks dalam Ekonomi Indonesia 1800-2010 menyebutkan, liberalisasi ekonomi melahirkan rezim kolonial baru yang kemudian ada ambil alih perkebunan rakyat untuk diubah menjadi perkebunan besar dan pabrik gula.

Alih-alih menyejahterakan, ternyata situasi malah semakin terpuruk, khususnya untuk para petani kecil di Jawa yang semakin terperosok dalam jurang kemiskinan karena sudah hilang kuasa atas lahan perkebunan.

BACA JUGA:Naas , Lagi Asik Bermain Bocah 4 Tahun Tewas , Dikira Digigit Tikus Ternyata Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Innalillahi, Tabrakan Kijang v Kereta Api, Korbannya Rombongan Ponpes Terkenal Sidogiri

Berbanding terbalik dengan para petani, malah pedagang justru diuntungkan yang dalam sekejap menjadi orang kaya.

Kenaikan ekonomi yang pesat di kalangan para pedagang membuat para petani yang kian melarat itu heran, dari mana asal-usul kekayaan yang didapatkan oleh pedagang ini? 

Ini karena para petani tak melihat adanya proses dan usaha yang jelas untuk mencapai kekayaan sehingga timbuk rasa iri dan kecemburuan antara petani dan pedagang.

Selain itu orang kaya alias pedagang ini juga gagal mempertanggungjawabkan darimana sebenarnya asal kekayaannya, para petani menuduh uang tersebut adalah hasil pencurian.

BACA JUGA:Ketemu Sejoli Mesra di Lampu Merah Ridwan Kamil Siap Jadi Saksi Nikah, Mobilnya Juga Dipinjamkan

BACA JUGA:Larangan Umroh dan Haji Backpacker: Apa Kesepakatan Kemenag dan Arab Saudi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: