STOP Pakai Mobil Impor, Menteri dan Eselon 1 Wajib Beralih ke Kendaraan Lokal Maung
STOP Pakai Mobil Impor, Menteri dan Eselon 1 Wajib Beralih ke Kendaraan Lokal Maung--
Profesor Sigit dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga menjabat sebagai Direktur Pindad, dikatakan turut berperan penting dalam proses pengembangan Maung.
Kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dan industri nasional seperti Pindad ini, menurut Anggito, adalah contoh nyata sinergi yang perlu terus didorong untuk mendukung pengembangan teknologi dalam negeri.
Transformasi Peran sebagai Wamenkeu dan Pengalaman Menggunakan Mobil Dinas
Dalam kesempatan yang sama, Anggito juga menceritakan perubahan yang ia alami sejak bergabung dalam pemerintahan sebagai Wakil Menteri Keuangan.
Sebelumnya menjabat sebagai Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, Anggito mengaku kini memperoleh fasilitas kendaraan dinas berjenis Toyota Alphard, yang dikenal sebagai simbol kenyamanan dan kemewahan.
“Saya sendiri pakai Alphard sekarang. Tapi tidak ada yang perlu disombongkan; itu adalah milik negara,” katanya sambil menambahkan bahwa ia tidak merasakan euforia atau rasa bangga berlebihan karena kendaraan dinas tersebut semata-mata merupakan alat untuk mendukung pekerjaannya.
Penggunaan kendaraan lokal seperti Maung oleh para pejabat negara, diharapkan Anggito, akan menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor.
Ia menyebut kebijakan ini sebagai langkah positif untuk memprioritaskan inovasi dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja di sektor manufaktur otomotif lokal.
Maung Pindad: Mobil Lokal dengan Kualitas Internasional
Pindad, yang lebih dikenal sebagai produsen alat pertahanan nasional, telah berinovasi dalam beberapa tahun terakhir dengan memperluas lini produknya ke kendaraan sipil seperti Maung.
Mobil ini memiliki kemampuan off-road yang mumpuni dan spesifikasi yang sesuai untuk kondisi jalan di Indonesia.
Dengan komponen lokal yang mencapai 70%, Maung dinilai memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar dalam negeri dan, ke depannya, di pasar internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: