Presiden Jokowi Minta Evakuasi WNI dari Lebanon Dituntaskan, Kondisi Memburuk Pasca Serangan Israel
Tentara Israel terluka dekat perbatasan Lebanon. FotoL Aljazeera instagram--
Peran TNI dalam Operasi Evakuasi
Pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL juga disiapkan untuk membantu proses evakuasi WNI jika situasi di Lebanon semakin memburuk.
Sebelumnya, Kemlu RI telah menyatakan bahwa pasukan TNI siap untuk mendukung operasi evakuasi WNI yang berada di Lebanon.
Evakuasi tersebut akan dilakukan melalui koordinasi dengan komandan pasukan UNIFIL untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses.
Dalam beberapa bulan terakhir, KBRI Beirut telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon ke Indonesia sejak status Siaga 1 diberlakukan pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Memanas! Iran Serang Israel, Benjamin Netanyahu Diungsikan ke Bunker Beton Rumah Seorang Miliarder
BACA JUGA:Situasi Memanas!, Usai Gempur Lebanon, Kini Israel Balas Serangan ke Suriah
Namun, dengan meningkatnya intensitas serangan, langkah evakuasi yang lebih besar kini tengah disiapkan. KBRI juga mengeluarkan anjuran bagi WNI agar menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel, mengingat situasi keamanan yang tidak stabil di kedua negara tersebut.
Krisis Kemanusiaan di Lebanon
Krisis yang melanda Lebanon saat ini merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah negara tersebut.
Selain serangan dari Israel, Lebanon juga tengah menghadapi krisis ekonomi yang parah, ditambah dengan ketidakstabilan politik akibat tidak adanya presiden yang memerintah.
Pemerintah sementara Lebanon mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya, termasuk para pengungsi yang terus bertambah setiap harinya.
Menurut laporan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari satu juta orang telah mengungsi dari rumah mereka sejak serangan Israel dimulai, dengan 90 persen di antaranya terjadi dalam sepekan terakhir.
Banyak pengungsi terpaksa tinggal di tempat-tempat penampungan darurat seperti sekolah, masjid, dan di bawah jembatan karena tidak memiliki tempat berlindung yang layak.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) melaporkan bahwa sebagian besar pengungsi, termasuk anak-anak, mengalami kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan akses ke perawatan kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: