Presiden Jokowi Minta Evakuasi WNI dari Lebanon Dituntaskan, Kondisi Memburuk Pasca Serangan Israel

Presiden Jokowi Minta Evakuasi WNI dari Lebanon Dituntaskan, Kondisi Memburuk Pasca Serangan Israel

Tentara Israel terluka dekat perbatasan Lebanon. FotoL Aljazeera instagram--

Presiden Jokowi Minta Evakuasi WNI dari Lebanon Dituntaskan, Kondisi Memburuk Pasca Serangan Israel

sumeks.co- Situasi di Lebanon semakin memanas menyusul serangan udara yang dilakukan oleh Israel sejak 23 September 2024. 

Kondisi ini membuat pemerintah Indonesia mengambil langkah cepat untuk melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon.

 Presiden Joko Widodo dengan tegas meminta Kementerian Luar Negeri RI untuk segera melakukan evakuasi terhadap para WNI yang berada di wilayah konflik, termasuk di antaranya personel TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL).

Serangan Israel yang menargetkan Lebanon telah menyebabkan ratusan korban jiwa dan ribuan luka-luka. 

Data otoritas Lebanon menyebutkan bahwa lebih dari 960 orang telah tewas dan 2.770 lainnya terluka akibat serangan yang semakin masif, terutama di wilayah selatan Lebanon. 

BACA JUGA:Abuy Zyad Sampaikan Duka Buat Rakyat Lebanon, Masih Berharap Semoga Arab Menjadi ‘Satu Tangan’ Melawan Zionis

BACA JUGA:Tragedi Ledakan Pager di Lebanon Gegerkan Dunia, Ini Ternyata Profesi yang Butuh Alat Komunikasi Jadul

Krisis kemanusiaan ini telah memaksa ratusan ribu warga sipil mengungsi, dan banyak dari mereka menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan dengan keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perawatan kesehatan.

Krisis di Lebanon: Serangan Israel dan Dampaknya

Serangan Israel terhadap Lebanon, yang dimulai pada 23 September 2024, memicu ketegangan besar di kawasan tersebut. 

Menurut laporan dari berbagai media internasional, termasuk Al Jazeera, serangan ini menjadi salah satu yang terbesar dan paling mematikan sejak konflik antara Israel dan Lebanon meletus beberapa dekade yang lalu. 

Serangan tersebut berfokus di wilayah selatan Lebanon, di mana kelompok Hizbullah memiliki basis yang kuat.

Salah satu target utama dalam serangan udara tersebut adalah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang diduga menjadi sasaran utama pemboman besar pada 27 September 2024. 

BACA JUGA:Iron Dome Israel Sukses Dihancurkan Pasukan Hizbullah, Ledakan Besar Terjadi di Perbatasan Zionis-Lebanon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: