Shin Tae-yong: Timnas Indonesia Tak Kenal Takut, Siap Hadapi Raksasa Dunia di Kualifikasi Piala Dunia

Shin Tae-yong: Timnas Indonesia Tak Kenal Takut, Siap Hadapi Raksasa Dunia di Kualifikasi Piala Dunia

Shin Taeyong: Timnas Indonesia Tak Kenal Takut, Siap Hadapi Raksasa Dunia di Kualifikasi Piala Dunia--

Shin Tae-yong: Timnas Indonesia Tak Kenal Takut, Siap Hadapi Raksasa Dunia di Kualifikasi Piala Dunia

sumeks.co-Sejak Shin Taeyong mengambil alih kepemimpinan Tim Nasional Indonesia, perubahan signifikan telah terjadi dalam sepak bola tanah air. 

Pelatih asal Korea Selatan (Korsel) ini tidak hanya membawa peningkatan performa di lapangan, tetapi juga perubahan mentalitas yang membuat para pemain Indonesia lebih tangguh dan tidak mudah menyerah, bahkan saat menghadapi tim-tim besar dunia.

Shin Taeyong, yang dijuluki sebagai 'Pembuat Sejarah', tidak mendapatkan gelar tersebut tanpa alasan. 

Dalam empat tahun masa kepemimpinannya, Indonesia telah berhasil melangkah lebih jauh dari sebelumnya, termasuk mencapai babak ketiga kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026™ — sebuah pencapaian bersejarah yang belum pernah diraih oleh negara ini.

Perubahan Mentalitas Timnas Indonesia

Dalam wawancara eksklusif dikutip dari laman FIFA, Shin Ta-yong mengungkapkan tantangan yang dihadapinya ketika pertama kali menjadi pelatih Timnas Indonesia. 

"Hal pertama yang saya perhatikan adalah kurangnya semangat juang. Banyak pemain yang menyerah sebelum pertandingan selesai, terutama saat melawan tim yang lebih kuat. Itulah yang ingin saya ubah," kata Shin.

Menurutnya, sebelum kedatangannya, mentalitas para pemain Indonesia sering kali rapuh ketika berhadapan dengan lawan yang dianggap lebih unggul. 


AFC, Asian Qualifiers Road to 2026--

BACA JUGA:Balas Ledek Malaysia, Usai Rangking FIFA Kembali Disalip Timnas Indonesia, Lompat 4 Peringkat

BACA JUGA:Tirai Hitam Tutupi Latihan Timnas Australia di Jakarta, Mereka Tak Anggap Remeh Timnas Garuda

Namun, di bawah bimbingannya, Shin Tae-yong memastikan bahwa mentalitas tersebut berubah. Ia mulai memilih pemain-pemain muda yang lebih siap untuk berjuang hingga peluit akhir berbunyi.

Dulu, ketika menghadapi tim yang berperingkat lebih tinggi, para pemain  sering kalah secara mental sebelum pertandingan dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: