Mengenal 5 Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Nomor 4 Sejak Abad ke-18

Mengenal 5 Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Nomor 4 Sejak Abad ke-18

Mengenal 5 Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Nomor 4 Sejak Abad ke-18--

Diperkirakan, tradisi ini mulai ada di Gorontalo sejak masyarakat mulai mengenal ajaran Islam, pada sekitar abad ke-17.

Tradisi Walima ini dimulai dengan lantunan dikili atau tradisi zikir di masjid. 

Setiap masjid-masjid di seluruh pelosok Gorontalo diramaikan oleh lantunan zikir yang dilakukan bersama-sama oleh warga.

Sementara di rumah-rumah, tiap keluarga juga biasanya telah membuat berbagai makanan atau kudapan tradisional khas Gorontalo.

Lalu, setiap rumah akan membuat panganan khas tradisional, seperti Kolombengi, Curuti, Buludeli, Wapili, dan Pisangi.

Makanan ini disusun di Tolangga, sebuah usungan kayu berbentuk menyerupai perahu atau menara. Tolangga dibawa dari rumah menuju masjid.

3. Nyiram Gong


--

Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Kanoman di Kota Cirebon, Jawa Barat. Bentuk tradisi ini berupa ritual pembersihan gamelan sekaten yang berlangsung di kompleks Keraton Kanoman.

Ritual ini bermakna membersihkan diri menyambut Maulid Nabi.

BACA JUGA:Desa Muktijaya Siap Gelar Upacara Ngaben Perdana: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Melepas Roh Suci

BACA JUGA:Teladani Akhlak Nabi Muhammad SAW, Rutan Kelas I Palembang Gelar Maulid Nabi 1446 Hijriah

Bagi warga Cirebon, tradisi ini juga menjadi kesempatan untuk melihat secara langsung rupa gong pusaka yang hanya muncul setahun sekali.

Pencucian gong pusaka itu diawali dengan pembacaan doa dan shalawat. 

Pencucian menggunakan air kembang di sumur Langgar Alit, air kelapa hijau yang sudah di fermentasi, dan batu bata merah yang telah dihaluskan dengan cara mengusapkan tepes (kulit kelapa kering) ke gamelan sekaten yang di tata di atas balok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: