Mengenal Tradisi Suluk Naqsabandiyah Selama Ramadan, Cara Masyarakat Aceh Mendekatkan Diri Kepada Allah
Mengenal Suluk Naqsabandiyah tradisi keagamaan masyarakat aceh dari menjelang bulan ramadan hingga selesai.--
Harwalis menyebutkan, selama melaksanakan ibadah Sulok di bulan Ramadhan, Tawajuh dilakukan sebanyak empat kali dari 24 jam, di antaranya setelah shalat subuh, zuhur, asar dan terakhir usai shalat tarawih.
Jika sudah mengikuti Suluk, para jamaah tidak bisa sembarangan mengonsumsi makanan, ada pantangan-pantangan tertentu yang harus diikuti.
Di mana, kata Harwalis, pantangan jamaah Suluk itu adalah tidak bisa makan bahan makanan yang berdarah seperti daging, mengandung pengawet, dan barang yang bebas diperjualbelikan yang diragukan kemurnian dan kesuciannya untuk para ahli Suluk.
"Kenapa dilarang, supaya dalam perjalanan Sulok nya, saat mengingat Allah, saat berzikir senantiasa jemaah lepas secara batin dan lahiriah nya. Pantangan ini wajib dijalani dan dipatuhi oleh para ahli Suluk," kata Harwalis.
BACA JUGA:Banyak Belum Tahu, Berikut 8 Keistimewaan Mengkonsumsi Buah Kurma Sesuai Anjuran Nabi
Selama semalam suntuk jemaah Suluk membacakan doa hingga bershalawat bersama-sama.dengan jemaah lainnya.
Salawat tersebut sebagai tanda bahwa Suluk siang itu berakhir, jamaah beristirahat, dan akan kembali dilaksanakan pada waktu shalat selanjutnya.
Sebelum melangkahkan kaki dari atas mushala, para jamaah satu-satu maju untuk bersalaman dengan enam orang khalifah, kemudian mereka kembali ke tempat istirahat yang telah disediakan.
Nah, itulah sedikit informasi mengenai ibadah Suluk yang dilakukan oleh sebagian besar orang-orang penganut tarekat Naqsabandiyah, semoga informasi diatas dapat menambah wawasan anda.
Terutama wawasan dari segi ilmu keagamaan, yang tidak lain bertujuan agar terus beribadah kepada Allah SWT selama bulan suci Ramadhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: