Peternak Sapi Muara Enim Berjuang di Tengah Banjir

Peternak Sapi Muara Enim Berjuang di Tengah Banjir

GEMBALA SAPI: Tampak Asmadi dan Adi Putra bersama rekannya menggembalakan Sapi di jalan desa.--

MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Banjir yang melanda beberapa desa di Kabupaten Muara Enim telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat, termasuk para peternak sapi.

Dampak banjir bagi peternak sapi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung.

Dampak langsung banjir bagi peternak sapi adalah kesulitan mendapatkan makanan untuk ternaknya. Banjir telah membanjiri lahan pertanian dan perkebunan, sehingga para peternak sapi kesulitan mendapatkan rumput dan hijauan lainnya untuk makanan ternaknya.

Hal ini dapat menyebabkan ternak sapi kekurangan gizi dan produktivitasnya menurun.

BACA JUGA:Dirjen Dukcapil Tinjau Adminduk di Muara Enim, Beri Arahan untuk Tingkatkan Pelayanan

"Kami hampir sepekan ini harus kerja ekstra keras, sebab seluruh Sapi ternak harus di urus dan di jaga 24 jam," ujar Asmadi (40) warga Desa Banuayu, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, Kamis 18 Januari 2024.

Selain itu, banjir juga dapat menyebabkan ternak sapi terendam air. Hal ini dapat menyebabkan ternak sapi stres dan mudah terserang penyakit. Bahkan, dalam kondisi yang parah, ternak sapi dapat mati karena tenggelam.

Dampak tidak langsung banjir bagi peternak sapi adalah meningkatnya risiko pencurian ternak. Banjir telah membuat situasi menjadi rawan dan sulit untuk dikontrol. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mencuri ternak sapi.

Menurut Asmadi, kalau sebelum banjir biasanya hewan ternak dilepas dihutan (kebun,red) untuk mencari makan, dan mereka bisa bekerja yang lain seperti menyadap, berkebun dan sebagainya.

BACA JUGA:5 Perkara Ini Wajib Disegerakan Dalam Islam, Nomor 4 Masih Jarang Dilakukan

Namun sejak kebanjiran ini, praktis mereka tidak bisa bekerja sambilan lainnya, sebab harus menjaga hewan ternaknya mencari makan karena makanannya seperti rumput-rumputan yang tidak terendam air berada dipinggir jalan.

"Kalau tidak dijaga nanti ditabrak mobil atau menganggu pengguna jalan. Selain itu takut hilang, jadi kami terpaksa harus jaga 24 jam," pungkasnya.

Hal senada dikatakan Adi Putra(36) warga Desa Kuripan Selatan, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, bahwa semenjak banjir mereka praktis tidak bisa bekerja lagi yang lain karena waktunya tersita untuk menjaga dan memberi makan Sapi. 

Satu lagi masalah, semenjak banjir hewan ternaknya banyak yang kena penyakit kutu sehingga mereka terpaksa harus rajin membersihkannya setiap hari. Sebab jika tidak dibersihkan, Kutu tersebut bisa menyebabkan kematian hewan ternak karena mengisap darah hewan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: