Luasnya Lahan Gambut yang Terbakar, Kabupaten OKI Jadi Produsen Asap Terbesar di Sumsel
Kepala Balai PPI Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto SHut MP. Foto: Niskiah/sumeks.co--
KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sangat luas selama musim kemarau dan hingga saat ini.
Dampak dari karhutla itu menimbulkan asap yang menggangu kesehatan. Ternyata karena sangat luasnya lahan yang terbakar khusus lahan gambut dan purun.
Maka membuat Kabupaten OKI menjadi produksi asap karhutla terbanyak di Sumatera Selatan (Sumsel).
Dimana setiap harinya kabut asap pekat terjadi di kota Palembang terutama pagi hari dan sore hari.
BACA JUGA:Terdakwa Kasus Karhutla di OKI Dihukum 4 Tahun Denda dan Rp2 Miliar
Sehingga membuat aktivitas anak-anak sekolah sempat diliburkan. Kemudian menjadi jam masuk sekolah mundur.
Kabut asap pekat ini juga terjadi di beberapa Kabupaten/Kota di Sumsel. Kabut asap yang pekat ini bukan hanya menganggu kesehatan manusia terutama balita dan lansia.
Dimana kabut asap juga menganggu dalam berlalulintas. Yakni jarak pandang yang dekat sehingga jelas membahayakan dan harus berhati-hati karena bisa menyebabkan kecelakaan lalulintas.
Dikatakan Kepala Balai PPI Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto SHut MP, pihaknya melakukan peninjauan pemadaman karhutla di Kabupaten OKI yakni mencari lokasi beberapa daerah sumber api yang menyebabkan kabut asap.
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Temui Personel TNI-Polri BKO Karhutla di Pampangan dan Pangkalan Lampam OKI
"Dari penelusuran mulai Palembang, Ogan Ilir dan OKI ternyata memang asal produksi asapnya berasal dari Kabupaten OKI," ujarnya, Rabu 1 November 2023.
Ferdian menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan dan hingga saat ini kawasan Jungkal, Cengal dan Pangkalan Lampam ini masih berasap.
“Jadi sekarang kami fokus pemadaman lahan yang paling luas dan pertimbangan sumber asap (produksi asap), yakni Jungkal dan Pedamaran,” jelasnya.
Dia menyebut, dalam hal pemadaman kesulitan yang dihadapi pihaknya ketika persediaan air semakin sedikit. Untuk ketersediaan air sudah semakin sedikit. Padahal yang dipadamkan masih luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: