Tambang Emas Tradisional Ilegal di Sukamenang Muratara Digerebek, 4 Orang Diamankan Polisi

Tambang Emas Tradisional Ilegal di Sukamenang Muratara Digerebek, 4 Orang Diamankan Polisi

Lokasi penambangan emas ilegal di Muratara dipasang garis polisi. Foto: zul/sumeks.co--

MURATARA, SUMEKS.CO - Tambang emas tradisional di Desa Sukamenang, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten MURATARA digerebek. Empat orang penambang diciduk polisi. 

Penangkapan itu dilakukan tim beruang Polres Muratara, Senin 5 September 2023 sekitar pukul 17.00 WIB, di Desa Sukamenang, lokasi pemurnian emas.

Informasi dihimpun awalnya pihak kepolisian banyak mendapat keluhan dari masyarakat, terkait menjamurnya aktivitas penambangan emas ilegal tanpa izin. Karena aktivitas itu dianggap mencemari aliran sungai.

Kapolres Muratara AKBP Koko Arianto Wardani, melalui kasat Reskrim AKP Sopian Hadi, mengungkapkan jika telah memastikan adanya tambang emas ilegal di kawasan tersebut. 

BACA JUGA:2 Warga Muratara Tertimbun Longsor Tambang Emas Ilegal di Sarolangun Jambi

Polres Muratara mengerahkan 12 personel dari Polres Muratara untuk melakukan penyergapan.

Ada empat orang yang ditangkap, seperti Hengki (25) dan Dedi Harianto (39) warga Desa Muara Batang Empu, Kecamatan Karang Jaya. 

Lalu, Herman (44) dan Mahdol (47) warga Desa Sukamenang, Kecamatan Karang Jaya.

"Barang Bukti berupa peralatan yang digunakan untuk melakukan pengolahan dan pemurnian emas secara ilegal. Di sekitar lokasi sudah kami pasang garis polisi," katanya.

BACA JUGA:Sungai di Desa Muara Tiku Muratara Tercemar, Warga Minta Solusi Tambang Emas Dilarang Jangan Hanya Deklarasi

Pihaknya menegaskan, akan berkomitmen untuk melindungi sumber daya alam dan menghentikan kegiatan ilegal yang merusak lingkungan serta melanggar hukum seperti penambangan emas tanpa izin, dan lainnya.

"Kami mengajak masyarakat untuk selalu mendukung upaya Penegakan Hukum demi kebaikan bersama dan keberlanjutan lingkungan," ajak AKP Sopian Hadi.

Sebelumnya, warga di wilayah Kabupaten Muratara, mulai kesulitan air bersih saat musim kemarau. 

Bahkan untuk mencuci baju, warga harus menuju ke tengah aliran sungai rawas yang kian menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: