Kekurangan Air Saat Musim Kemarau, Petani Siasati dengan Sumur Bor
PADI : Tampak pemandangan sawah hijau bentangan areal persawahan Desa Tanjung Jati.--
BACA JUGA:UBD Palembang Gelar Program Tahapan Penyusunan Inklusi Kesadaran Pajak Kepada Mahasiswa
Selama ini petani masih mengandalkan air hujan dan 32 sumur bor untuk pasokan air.
“Produksi kita 11,4 ton per hektar. Varietas padinya Cakrabuana 08. Mengenai hasilnya tahun 2019 itu tujuh sampai delapan ton, tahun 2022 sembilan ton. Ini terus meningkat sampai 11,2 sampai 11,4 ton,” ungkapnya.
Saat ini petani di Desa Tanjung Jati sudah bisa mengatasi permasalahan pupuk karena menggunakan pupuk organik yang mereka buat sendiri, sehingga untuk perawatan bisa maksimal.
Namun, dalam perawatan padi, petani masih menghadapi kendala alam, pasokan air, gangguan hama siput dan belalang serta tikus.
BACA JUGA:Waw, Kualitas Jalan Lingkar Timur Kota Prabumulih Setara Jalan Tol, Kok Bisa?
Oleh karena itu, agar tanaman padi tidak rusak, maka para petani melakukan pemusnahan hama siput sejak awal tanam dan menjaga dari serangan hama belalang dan tikus.
Dirinya berharap pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat membangun perairan irigasi atau penambahan sumur bor sehingga kebutuhan pasokan air untuk persawahan berlimpah sehingga akan berdampak pada produksi padi dan bisa bisa tiga kali panen jika pasokan air mencukupi.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: