Pasar Cinde Palembang Dibangun Pada Tahun 1933, Awalnya Diberi Nama Pasar Lingkis

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pasar Cinde, Kota Palembang, kini tinggal nama, karena bangunan pasar telah dirobohkan. Sementara pembangunan baru yang direncanakan gagal total. 

Pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Cinde saat ini menempati lapak sementara dipinggiran eks bangunan pasar.

Berdasarkan catatan sejarah, Pasar Cinde dibangun pada tahun 1933 dengan nama awal Pasar Lingkis, berlokasi di poros Jalan Sudirman, Kota Palembang. 

Sejarahwan Sumsel Kemas Ari Panji, pergantian nama dari pasar Lingkis berubah menjadi Cinde, terkait dengan makam Sultan Abdurahman. 

BACA JUGA:ALAMAK! Pasar Cinde Sudah 6 Tahun Roboh, Gedung Megah Tak Terbangun, 30 Pembeli Kios ‘Menjerit’ Rugi Miliaran

Sultan Abdurahman adalah pendiri Kesultanan Palembang yang makamkan tepat di belakang Pasar Cinde. Kompleks pemakaman tersebut dikenal dengan nama Candi Welan atau Walang oleh masyarakat.

Pada awalnya, pasar ini adalan pasar dadakan yang padat karena beragam barang diperdagangkan dari pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang. 

Pada masa peperang, sekitar tahun 1947, Pasar Cinde menjadi titik pertempuran masyarakat dalam mempertahankan serangan sekutu.

Pasar Cinde memiliki arsitektur khas dengan struktur cendawan atau pedestoel, mirip dengan Pasar Johar Semarang yang dirancang oleh Herman Thomas Karsen. 

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Terjun Langsung Pantau Proses Pemadaman Kebakaran di Pasar Cinde Palembang

Bangunan pasar dengan struktur cendawan konon hanya ada di Kota Palembang dan Kota Semarang di Indonesia. 

Bangunan pasar dengan kolom seperti ini, tanpa menggunakan balok penopang konstruksi atap dak beton.

Pasar Cinde terkenal karena menyediakan beragam barang, mulai dari mesin kapal, otomotif, pangan, sandang, hingga kuliner khas Palembang. 

Sebelum dirobohkan, masyarakat Kota Palembang sudah menentang karena Pasar Cinde merupakan cagar budaya. Dan kini akhirnya rencana pembangunan mangkrak. 

Sumber: