Bahan Baku Galangan Kapal Al Zaytun yang Disegel Pemkab Indramayu, Gunakan Kayu Dilindungi dari Kalimantan

Bahan Baku Galangan Kapal Al Zaytun yang Disegel Pemkab Indramayu, Gunakan Kayu Dilindungi dari Kalimantan

Bahan baku kayu galangan kapal Al Zaytun, adalah jenis kayu ulin, yang dilindungi di Kalimantan. --

Bahan Baku Galangan Kapal Al Zaytun yang Disegel Pemkab Indramayu, Gunakan Kayu Dilindungi dari Kalimantan

 

SUMEKS.CO - Hasil investigasi Forum Indramayu Menggugat (FIM), menemukan fakta bahan baku kayu galangan kapal Al Zaytun, adalah jenis kayu ulin, yang dilindungi di Kalimantan. 

Selain kayu ulin, kayu jenis meranti juga digunakan. Kayu kualitas terbaik ini didatangkan dari Kalimantan Timur. 

"Kayu dilindungi dari Kalimantan yang digunakan untuk membangun kapal-kapal raksasa ini," ungkap Koordinator FIM, Carkaya.

BACA JUGA:Disegel Pemkab Indramayu, Galangan Kapal Al Zaytun Masih Beroperasi, Tahun Ini Target Bangun 12 Kapal Raksasa

Disisi lain, negara seperti dibuat tak berdaya oleh pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Galangan kapal Al Zaytun yang telah disegel Pemkab Indramayu, Jawa Barat, Oktober 2022 lalu, terus beroperasi. 

Bahkan, tahun ini Panji Gumilang mentargetkan pembangunan 12 kapal, telah selesai 5 kapal. Informasi ini merupakan hasil investigasi internal Forum Indramayu Menggugat (FIM), yang melakukan aksi demontrasi jilid 1 di Al Zaytun. 

Koordinator FIM, Carkaya mengungkapkan, harusnya galangan kapal Al Zaytun yang berada di Jalur Pantura Blok Cibiuk Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat itu, masih dalam kondisi disegel. Sebab tidak mengantongi izin. 

"Hasil investigasi kami, aktifitas pembuatan kapal masih berjalan. Negara harusnya jangan kalah dengan Al Zaytun," tegasnya, seraya mengatakan, investigasi dilakukan dalam rangka memastikan lima tuntut yang disuarakan FIM. 

BACA JUGA:Namanya Diabadikan untuk Kapal Raksasa Panji Gumilang, Connie Rahakundini Bakrie Malah Nolak

Carkaya membeberkan, lima kapal yang telah selesai dibangun, KM Gunung Widi, merupakan kapal penangkap ikan, dengan panjang 33 meter, ukuran 600 gross ton (GT). 

"KM Gunung Pulosari, kapal penangkap ikan dengan panjang 40 meter, lebar 10,9 meter, dan tinggi 8 meter. KM Kali Nyamat, kapal pengangkut penumpang," ungkap Carkaya. 

Kapal keempat, KM Komirah Munjini Bakri, kapal ini memiliki panjang 158 meter, tinggi 50 meter dan lebar 20 meter, memiliki tiga tingkat, yang digambarkan seperti kapal Nabi Nuh. Sedangkan kapal kelima diberi nama seorang tokoh asal Gresik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: