Survei Indometer, Elektabilitas Partai Gerindra Capai 16 Persen
Prabowo Subianto. Foto: dokumen --
Survei Indometer, Eektabilitas Partai Gerindra Capai 16 Persen
JAKARTA - Hasil survei Indometer menunjukkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Partai Gerindra mencapai 16,0 persen, sehingga menempati posisi kedua setelah PDI Perjuangan yang elektabilitasnya mencapai 17,3 persen.
“Elektabilitas Gerindra membayangi PDIP,” ujar Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa 20 mei 2023.
Ia menjelaskan bahwa elektabilitas Gerindra melonjak dari 11,7 persen pada survei Februari 2023 menjadi 14,8 persen pada April 2023, dan kini mencapai 16,0 persen.
Menurut Leonard, persaingan antara PDIP dan Gerindra memperlihatkan fenomena efek ekor jas (coattail effect).
BACA JUGA:DPP Minta Gerindra Kerja Keras Menangkan Prabowo di Malaysia
“Makin jelas kaitan antara pilpres dan pileg, di mana partai yang mengusung tokoh sebagai capres berpeluang untuk terdongkrak elektabilitasnya,” kata Leonard.
PDIP dan Gerindra mendominasi elektabilitas partai politik dengan selalu menempati peringkat pertama dan kedua. Partai-partai di bawahnya cenderung stabil, yaitu Golkar (8,8 persen), PKB (7,0 persen), Demokrat (6,2 persen), PSI (5,8 persen), dan PKS (4,4 persen).
Ia memprediksi ketujuh partai bakal melenggang ke Senayan, sedangkan sisanya harus berjuang agar tidak terdegradasi.
PPP yang merekrut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sebagai kader sedikit mengalami kenaikan elektabilitas menjadi 2,7 persen.
BACA JUGA:DPC Gerindra Palembang Targetkan Kursi Ketua DPRD Kota Palembang
Ketika PDIP dan Gerindra menikmati efek ekor jas dari pencapresan, kondisi sulit dialami oleh NasDem. Elektabilitasnya terus merosot hingga 2,3 persen, bahkan tersalip oleh PAN (2,4 persen) dan dibayang-bayangi oleh Perindo (1,7 persen).
Partai-partai lainnya adalah Gelora (1,0 persen), Ummat (0,6 persen), PBB (0,4 persen), dan Hanura (0,2 persen).
PKN, Garuda, dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 23,1 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: