Masjid Al-Furqon, Jua Jua, Kayuagung, Dibangun Sebelum Kemerdekaan RI, Pernah Dijadikan Tempat Rapat Pejuang
Masjid Al Furqon, Kelurahan Jua-Jua, Kayuagung, OKI yang sudah berusia puluhan tahun.-niskiah-
KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Masjid Al-Furqon, di Lingkungan 1 Kelurahan Jua Jua Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sudah berumur sekitar 87 tahun.
Berdiri kokoh menghadap ke Sungai Komering dan hingga kini masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam setempat.
Masjid ini adalah masjid tertua di Kayuagung, OKI. Dibangun sebelum Kemerdekaan RI, tepatnya pada tahun 1936. Kayu khusunya atap sampai saat ini masih asli dari pertama kali dibangun.
Ketua pengurus Masjid Al-Furqon, Syaiful Ardan menjelaskan, masjid ini dibangun paga tahun 1936 sebelum Kemerdekaan RI. Awalnya bangunan ini semuanya kayu. Kemudian dilakukan rehab bagian dinding diganti dengan beton.
BACA JUGA:Catat, Masjid Agung Sholihin Kayuagung Laksanakan Tarawih 1 Juz Satu Malam dengan 23 Rakaat
Ketua pengurus Masjid Al-Furqon, Syaiful Ardan. -niskiah-
"Masjid ini adalah masjid pertama di Kayuagung, semua masyarakat Kayuagung yakni Morge Siwe Sholat Jumat- nya disini," ujarnya saat diwawancari SUMEKS.CO, Selasa 28 Maret 2023.
Syaiful Ardan menceritakan, awal mula pembangunan Masjid Al-Furqon diprakarsai dan inisiatif dari Ketip Hasan, zaman dahulu. Untuk dananya berasal dari sumbangan para warga setempat.
Pembangunannya pun secara bergotong royong. Termasuk mencari kayu di hutan untuk bahan membangunnya bersama sama dan gotong royong.
"Bagian dalam masjid ini saja masih kayu aslinya saat dibangun pertama kali. Daya tampung jamaah di masjid bisa mencapai 1.000 jamaah," terangnya Syaiful yang sudah 10 tahun menjadi pengurus masjid ini.
BACA JUGA:Beruntung, Dua Warga Kayuagung, OKI Dapat Hadiah Umroh Gratis dari Masjid Agung Sholihin
Untuk lahan yang tempati masjid merupakan tanah hibah dari Ketip Hasan sendiri. Masjid ini banyak mengandung sejarah, pejuang pada zaman penjajahan dahulu pernah melakukan rapat di masjid ini.
"Zaman dulu Masjid ini dijadikan tempat rapat oleh pejuang, dengan tujuan tidak dicurigai oleh musuh. Sehingga musuh mengira di Masjid itu hanya pengajian biasa," jelasnya.
Masih dikatakan Syaiful, perjuangan para pejuang termasuk pejuang di Kabupaten OKI pada masa itu akhirnya berhasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: