Jemaah Haji Indonesia Terbesar tapi Proporsi Produk Indonesia Masih Minim
IHE digelar dua hari, 1 - 2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah. Foto:KJRI Jenddah--
SUMEKS.CO, Konsul Jenderal RI (KJRI) di Jeddah Eko Hartono menegaskan pihaknya terus berupaya membuka kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi.
Kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi akan dbuka lebar. Mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia.
Sepeti kita lihat, jika berbelanja minuman atau oleh-oleh di Mekah atau Medinah banyak dominan produk made in China, Turki, dan lainnya.
" Ya 3 Tahun ke depan, kita bisa penuhi 30 persen kebutuhan makanan dan minuman untuk jemaah haji kita," terang Eko Hartono di Jeddah, Jumat 3 Februari 2023.
Saat ini menurut Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko HartonoEko, proporsi produk Indonesia yang dikonsumsi jamaah haji Indonesia masih sangat kecil. Baru sekitar 10 persen saja.
BACA JUGA: Traveler, Ingat Visa Transit di Arab Saudi Tak Bisa untuk Haji
Padahal nilai makanan dan minuman yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia mencapai Rp500 miliar.
Makanya upaya yang dilakukan KJRI untuk mencapai target 30 persen salah satunyadengan menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE).
IHE digelar dua hari, 1 - 2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah.
Kegiatan ini diikuti 21 eksportir Indonesia dan 9 importir produk Indonesia di Saudi. Selain itu, ikut juga sekitar 40 perusahaan penyedia layanan katering di Saudi, baik dari Makkah maupun Madinah.
"Lebih 300 pengunjung hadir dalam IHE 2023. Selain eksportir Indonesia, importir Saudi, dan katering Saudi, hadir juga Kadin Indonesia, Kadin Makkah dan Jeddah, serta perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, dan KKP," sebut Eko.
"Dengan mempertemukan calon supplier Indonesia dengan pengguna dari Saudi, diharapkan akan tercapai kesepakatan dagang dengan harga dan kualitas produk yang baik untuk haji, khususnya untuk makanan dan minuman," sambungnya.
Eko menilai, IHE 2023 mendapat sambutan positif dari Arab Saudi, khususnya para importir. pihak eksportir Indonesia harus dapat memenuhi persyaratan agar produknya bisa masuk, terutama dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Sebab, tanpa sertifikasi SFDA, produk Indonesia sulit masuk, sehingga itu harus segera diselesaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: