Relatif Baik Daya Tahan Perekonomian Indonesia Tahun 2022, Penduduk Miskin juga Berkurang
Menkeu Sri Mulyani saat berada di Srawung Omah Kopi Sukoharjo. Smindrawati Instagram--
SUMEKS.CO, Relatif Baik, Daya Tahan Perekonomian Indonesia Sepanjang Tahun 2022 Terutama karena di topang dari sisi permintaan dan produksi yang cukup kokoh dari setiap sektor.
Kenyataan ini jels memberikan suatu optimisme kepada kita semuanya.
''Ada confidence namun kita hati-hati, karena memang imbas dan gelombang gejolak dunia begitu sangat dahsyatnya,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawatidalam konferensi pers : Realisasi APBN 2022, Selasa 03 Januari 2022.
Selain itu, penguatan pemulihan ekonomi juga membuka terciptanya kesempatan kerja dan menurunkan tingkat penduduk miskin di Indonesia.
Dilansir dari kemenkeu.go.id, tercatat, hingga Maret 2022 jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun dari 26,5 juta jiwa menjadi 26,2 juta jiwa atau turun dari 9,71 persen menjadi 9,54 persen.
BACA JUGA:Malaysia Hentikan Langkah Singapura di Piala AFF 2022
“Ini adalah hal yang sangat baik dari sisi kualitas pemulihan ekonomi kita yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja baru sehingga mereka yang terkena dampak pandemi kembali bisa bekerja dan membaik lagi,” ujarnya.
Dari sisi inflasi, hingga akhir tahun 2022 Indonesia berada di angka 5,5 persen atau relatif modes dibandingkan dengan semua negara baik di G20 maupun di ASEAN-5 dan ASEAN-6.
“Ini adalah salah satu prestasi yang sangat baik. Bagaimana Pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan policy mix antara kombinasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah untuk terus menjaga tingkat harga, termasuk menggunakan APBN dengan memberikan subsidi untuk stabilisasi yang luar biasa besar untuk tahun 2022,” ucapnya.
Dari sisi perbankan, Menkeu juga menyampaikan bahwa perbankan Indonesia terus menunjukan tren normalisasi, dimana Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
BACA JUGA:Viral Bahasa Gaul TikTok 5747 dan 323 di Malam Tahun Baru 2023, Ternyata Artinya Bikin Geleng Kepala
“Ini adalah kenaikan DPK yang cukup tinggi semenjak terjadinya covid yaitu tahun 2020. DPK itu pertumbuhannya di 9,4. Ini menggambarkan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat mulai (mengingkat) sehingga mereka mulai menggunakan dana mereka yang ada di perbankan untuk kegiatan, baik kegiatan ekonomi maupun sosial lainnya,” tukas Menkeu.
Di samping itu, surat berharga negara Indonesia juga relatif dalam situasi yang cukup stabil, depresiasi nilai tukar rupiah juga relatif moderat.
Dari sisi penjualan kendaraan juga mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai 26,9 persen, serta PMI manufaktur Indonesia yang masih terus meningkat bahkan sedikit lebih baik pada akhir tahun di angka 50,9.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: