Nasehat Bagi yang Sedang Menjadi Budak Cinta

Nasehat Bagi yang Sedang Menjadi Budak Cinta

Foto hanya ilustrasi.--dok:sumeks.co

BUCIN atau Budak Cinta. Istilah ini belakangan kembali trending topik di sejumlah media sosial. Bahkan di dunia nyata, BUCIN sering kali menjadi topik pembicaraan.

Bucin diartikan suatu kondisi dimana kedua pasangan laki-laki dan perempuan saling mencintai satu sama lain hingga tidak mengindahkan keadaan sekitar dan rela melakukan apa saja untuk satu sama lain. 

Dunia seperti hanya milik mereka berdua dan semua orang yang ada ngotrak. Kedua pasangan ini pun bisa melakukan apa saja untuk kesenangan keduanya.    

Seseorang yang sudah di budak oleh cinta rela berkorban apa saja untuk pasangannya, baik jiwa, harta dan raga. 

BACA JUGA:Suami Wajib Melakukan Ini Kepada Istrinya, Jangan Sampai Dilupakan

Nasehat yang disampaikan Ustadz Dr Abdullah Roy, MA dalam ceramah singkat yang di posting akun instagram @hsi.abdullahroy ini, patut menjadi renungan bagi mereka yang sedang Bucin. 

Dalam postingan yang diberi judul “Jangan Jadi Bucin” itu, Ustadz Dr Abdullah Roy, MA menuturkan : 

Adapun cinta yang merupakan tabiat manusia seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan dan lain lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah.

Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allah, maka Dia telah melakukan dosa besar.

BACA JUGA: Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain Itu Namanya Tajassus, Hukumnya Dilarang

Allah berfirman “Katakanlah : Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai itu, semua lebih kalian cintai dari Allah dan Rasull-Nya dan berjihad di jalan Allah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS. At-Taubah:24).

Sementara itu, Ustad Muhammad Abduh Tuasikal MSc, dalam sebuah artikel di rumaysoh.com mengatakan kecintaan seseorang pada orang yang suka berbuat baik padanya, itu memang boleh. Namun hendaklah kecintaan tersebut dibangun di atas kecintaan karena Allah. 

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: