Megawati Ingin Pemerintah Waspada, Agar Tak Seperti Sri Lanka
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Net--
JAKARTA - Krisis yang terjadi di negara Sri Lanka diharapkan menjadi pembelajaran bagi pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta agar pemerintah bisa mengantisipasi krisis pangan serta resesi akibat inflasi dunia.
Hal itu disampaikan Mega ketika membuka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2022 di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (16/7).
BACA JUGA:Trending Topik di Twitter, Megawati: Apakah Ibu-ibu Kerjanya Hanya Menggoreng?
"Kita sama-sama berharap Indonesia terhindar dari ancaman krisis pangan yang menghantui dunia, yang harus segera kita antisipasi dari saat ini, agar hal itu tidak terjadi," kata Megawati.
Mega mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mewanti-wanti sudah terdapat beberapa negara yang dinyatakan gagal lantaran perekonomiannya jatuh ditambah dampak dari mulai menebalnya krisis pangan. Contoh nyatanya ialah Sri Lanka.
"Pangan, itu menjadi sebuah pertanyaan besar. Dan sekiranya akan terjadi, walau tentu kita berharap hal itu tidak terjadi sehingga dengan demikian kita sendiri harus mulai berpikir pada saat sekarang ini untuk bagaimana kita bisa menjalankan dan menghasilkan kedaulatan pangan Indonesia itu," pungkas Mega.
BACA JUGA:BEM SI dan BEM UI Demo Tolak Presiden 3 Periode, Begini Komentar Megawati
Presiden RI ke-5 ini membeberkan bahwa Indonesia memerlukan hampir 319 juta ton beras pada 2045 mendatang. Angka tersebut, kata Mega sangatlah besar. Disatu sisi menjadi tantangan lantaran kendala seperti alih fungsi lahan pertanian, krisis iklim, kekeringan, gagal panen, hingga ketidakpastian pandemi.
"Saya yakin, dengan kesadaran kita bersama, ditambah sosialisasi yang harus gencar, masif, akan pentingnya mengembangkan dan mengonsumsi bahan pangan selain beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, ancaman krisis pangan itu sekiranya dapat kita minimalisir, atau tentu yang kita sangat berkeinginan tidak sampai terjadi," bebernya. (rmol)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: