Pengajian Potehi

Pengajian Potehi

Oleh Dahlan Iskan TEMANYA ringan Saya pun oke Kalau pengajian itu membahas fikih hadis tafsir atau tauhid saya pasti menolak belum kelas saya jadi ustad Permintaan itu datang dari ibu ibu di Eropa Majelis Pengajian Prancis MPP Secara online Tema yang dimintakan ke saya Bagaimana bergaul secara luas tanpa mengganggu keimanan Gampang Hanya ada satu masalah teknis jam yang ditentukan itu beriringan dengan acara saya di Kelenteng Gudo luar Kota Jombang Ada diskusi tahun baru Imlek di kelenteng itu Saya pun cari akal agar dua duanya bisa jalan Saya hubungi pengurus kelenteng adakah wifi di Kelenteng Gudo Lalu apakah saya bisa memberikan pengajian Islam di salah satu ruang di kelenteng itu Dengan senang hati ujar Ketua Kelenteng Gudo Toni Harsono Toni itu menyenangkan Kalau Anda bertemu Toni tidak akan menyangka ia itu Tionghoa Kulitnya seperti saya Matanya seperti saya Bedanya saya tua ia masih muda Toni sudah tergolong langka Ia jadi ketua kelenteng karena ayahnya dulu pegawai di kelenteng itu Yang unik Toni adalah juga dalang wayang potehi Sebenarnya ayah melarang saya jadi dalang katanya Mengapa Nasib dalang potehi itu seperti wayang potehi kata Toni Nama Tionghoa nya Tok Hok Lay Tokoh wayang potehi itu katanya terlihat gagah kalau lagi dimainkan di atas panggung Apalagi kalau tokoh itu raja Atau panglima perang Tapi begitu turun panggung langsung menjadi seperti pakaian lusuh Wayang potehi memang terbuat dari kain Hanya kepala dan leher yang dari benda keras Juga sepatu dan sedikit kaki bagian bawah Selebihnya hanya kain yang motifnya sesuai dengan perannya Bahwa di panggung wayang kain itu bisa terlihat gagah karena ada tangan dalang di dalamnya Jari telunjuk dimasukkan ke bagian leher Tiga jari selebihnya di bagian tangan kanan Jempol dimasukkan bagian tangan kiri wayang Toni setuju dengan pendapat bapaknya itu Sang bapak sudah membuktikan ia sendiri juga dalang potehi Bahkan bapaknya bapak juga dalang potehi Tapi Toni tetap jadi dalang potehi generasi ketiga Di seluruh Jatim tinggal ada empat saja dalang potehi Bahkan Toni bukan sekadar dalang Ia bikin museum potehi satu satunya di Indonesia Museum itu ia bangun di sebelah Kelenteng Gudo Ia beli tanah di situ Ia amankan museum itu dengan dua lapis pintu besi Ia pun membeli lemari besi yang di zaman dulu dipakai menyimpan uang emas dan sertifikat tanah itu untuk menyimpan wayang kunonya Juga untuk buku kuno tentang potehi Buku tebal tersebut unik ditulis dalam huruf Jawa Lengkap dengan gambar tokoh tokoh utama wayang potehi Silakan pakai ruang saya ini ujar Toni Saya akan banyak bicara tentang Islam di pengajian ini kata saya setengah minta kerelaannya Tentu Kan pengajian katanya sambil tersenyum Saya pun memberi tahu pengurus MPP bahwa lokasi saya memberikan pengajian itu di sebuah Kelenteng Gudo Kebetulan cocok dengan tema pengajian ujar Dini Kusmana ketua MPP yang jadi moderator Dini itu cantik sekali lima i Jilbabnyi rapat sempurna Dia asli Ciamis Ayahnyi seorang dokter ahli Punya pesantren di Saguling Ciamis Pesantren MD Fathahillah Seorang ustad dimintanya mengurus pesantren itu Inspirasi tersebut dia peroleh dari Norwegia Suatu saat Dini diminta mengisi pengajian kelompok ibu ibu di Norwegia Dia jadi ustadah Kenapa saya tidak bikin juga di Prancis katanyi Wajah Dini sangat camera face dia memang pernah bekerja di beberapa stasiun TV di Jakarta Kini Dini memiliki media online sambil jadi ibu rumah tangga di Prancis Selatan Suami Dini Prancis asli kulit putih Pasangan itu punya dua anak adil satu lahir di Bandung satunya lagi di Prancis Di mana pertama kenal suami Kenal sejak SMA ujar Dini Anda sekolah SMA di Prancis tanya saya Ia yang sekolah SMA di Indonesia Pertukaran pelajar Setahun tinggal di rumah ayah saya ujar Dini Itulah cinta pertama Dini Juga cinta pertama sang suami Cinta yang sampai dibawa ke mana pun pergi Sampai kini Maka Dini lah yang mendirikan kelompok pengajian itu Empat tahun lalu Seminggu sekali tiap Rabu pagi waktu Eropa Awalnya ustad di pesantren ayahnyi itu yang mengisi Sekalian mengobati rindu di kampung halaman Lama lama anggotanya meluas hampir ke seluruh negara Eropa Yang ikut pengajian hari itu ada juga yang dari Belanda dan Makedonia Juga dari Inggris Ibu yang dari Makedonia itu pintar membuat pantun dan puisi Dia membacakan pantun dadakan tentang saya membuat saya tersipu sipu Namanyi Liem Siagian Anda lahir di mana di Sumut tanya saya Saya lahir di Jember Jatim jawabnyi Di Jember tidak ada marga Siagian Ayah saya dari Balige Kenapa pakai nama depan Liem Ibu saya marga Liem Lulus SMA di Jember Di Probolinggo Hahaha Anda ini kacau sekali celetuk saya Masih ada yang lebih kacau tukasnyi Liem pun bercerita tentang kekacauannyi itu Sebelum tinggal di Eropa ternyata Liem berstatus TKW di Hongkong Dia sering melihat misionaris Gereja Mormon di Hongkong Mereka rajin mendatangi TKW Itu justru memperkuat keimanannyi sebagai muslimah Liem justru mendirikan aktivitas pengajian untuk TKW Hongkong Sering mengundang penceramah dari As Syafi iyah Jakarta Saya dulu sebenarnya cukup mapan Saya bekerja di perusahaan eksportir ubur ubur kata Liem Dia pun keliling Indonesia Ke daerah daerah penghasil ubur ubur Dia juga sering ke Medan karena pusat perusahaan itu di Medan Perusahaan saya itu bangkrut katanyi Lalu saya putuskan menjadi TKW ujarnyi Di Hongkong itu Liem ketemu orang keturunan Makedonia Pengusaha Muslim Duda dengan tiga anak Liem dilamar duda itu Kawin Diboyong ke kampung halaman suami Labunishta Kecamatan Struga 15 km dari Albania Itu desa terpencil di Makedonia Seluruh desa itu muslim Sang suami pengusaha sukses punya travel haji dan umrah Punya banyak bus Sang suami membangun banyak masjid di sana termasuk di Sarajevo di negara tetangga Jamaah haji dari sana pergi ke Makkah naik bus Berhari hari Lewat Bulgaria Turki Syria Lebanon Sinai Waktu desa itu diduduki komunis sang suami mengungsi ke Turki Kini sudah menetap di Makedonia Saya sendiri sebelum pandemi mondar mandir Makedonia Turki ujar Liem Berarti Anda ini bisa bahasa Batak Jawa Madura Indonesia Inggris Canton Mandarin Turki dan bahasa Makedonia tanya saya Ulun kawa pender Banjar jua ujar Liem Barakallah Dahlan Iskan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: