Apkasindo Minta Cabut Larangan Ekspor Migor dan CPO
Puluhan Petani Sawit Gelar Demo Bawa Truk TBS MUARA ENIM Akibat dampak larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang menyebabkan anjloknya harga Tandan Buah Segar TBS Kelapa Sawit puluhan petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Apkasindo Kabupaten Muara Enim menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Pemkab Muara Enim Selasa 17 5 Dari pengamatan di lapangan puluhan massa aksi yang tergabung dalam Apkasindo Kabupaten Muara Enim menggunakan beberapa mobil pribadi dan truk yang membawa TBS mendatangi Kantor Pemkab Muara Enim Massa membawa beberapa spanduk yang bertuliskan Selamatkan Petani Sawit Indonesia melakukan aksi dengan berjalan kaki sambil diiringi mobil yang membawa TBS ke dalam Kantor Pemkab Muara Enim dibawah pengawalan puluhan anggota Polres Muara Enim dan Satpol PP Setelah melakukan orasi dan mengabadikan dengan foto bersama massa sebanyak 10 orang menyampaikan aspirasi yang diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Muara Enim H Riswandar SH MH dengan didampingi dari Polres Muara Enim Kejaksaan dan OPD terkait lainnya Sedangkan dari peserta unjuk rasa dipimpin oleh Ketua DPD Apkasindo Muara Enim Muawiyah didampingi Sekretaris Surono Intinya kedatangan Kami adalah meminta kepada Pemerintah Pusat Presiden RI red untuk segera mencabut larangan ekspor sebab jika tidak perekonomian para petani Sawit akan semakin terpuruk tegas Ketua DPD Apkasindo Muara Enim Muawiyah Menurut Muawiyah selain meminta mencabut larangan ekspor CPO pihaknya juga mempertanyakan harga TBS saat ini yang tidak sesuai dengan harga TBS yang telah ditetapkan oleh Dirjen Perkebunan Kemudian masalah kenaikan harga pupuk racun dan sebagainya sehingga biaya produksi lebih tinggi dari hasil yang didapat Harusnya PTPN VII mempertimbangkan harga beli mereka sesuai dengan ketetapan minimal saat ini sudah banyak petani sawit yang mandiri sementara PTPN VII tidak mengambil dari plasma atau kemitraan mereka lebih mengutamakan mengambil dari lahan mereka saja ini tentu saja tidak berpihak kepada masyarakat Harga TBS yang ditetapkan pabrik itu selalu lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah ungkap mantan Kades Sidomulyo dua periode ini Masih dikatakan Muawiyah saat ini untuk harga semua segala jenis pupuk itu rata rata naik dua kali lipat bahkan lebih sehingga ongkos produksi dan perawatan melambung tinggi Sebagai contoh harga pupuk Urea NPK non Subsidi 50 kg sebelum ada kenaikan harganya masih Rp480 ribu namun saat ini sudah diatas Rp800 ribu Kemudian racun pestisida sebelumnya Rp65 ribu perliter tetapi sekarang naik diatas Rp100 ribu perliter Adanya naiknya harga pupuk racun dan lain lain tersebut membuat petani tidak mampu lagi merawat kebun Sawitnya Ditambahkan sekretaris DPD Apkasindo yang sekaligus koordinator aksi Surono mengatakan bahwa aksi ini sebagai bentuk jeritan petani Sawit atas larangan ekspor CPO yang dilakukan oleh pemerintah pusat saat ini Karena akibat larang ekspor tersebut bukannya menyelesaikan permasalahan kelangkaan minyak goreng namun menimbulkan permasalahan baru terutama bagi para petani sawit Sebab harga TBS saat ini bukan lagi turun tetapi terjun bebas dari sebelumnya Rp3 100 kg tetapi sekarang menjadi Rp1 100 kg Sedangkan disisi lain harga pupuk dan racun naik sehingga pendapatan yang didapat dari penjualan tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan Akibatnya banyak para petani yang memilih membiarkan TBS membusuk dipohon daripada memanennya karena jika memanen akan mengeluarkan biaya untuk panen sehingga petani bisa rugi dua kali yakni mengeluarkan biaya untuk panen dan harganya murah Padahal luas lahan perkebunan plasma sawit di Kabupaten Muara Enim sebanyak 18 220 66 hektar Dahulu sebelum ada penutupan ekspor rata rata kami bisa menerima Rp3 100 kg namun setelah terjadi penutupan sekarang Rp1100 kg Untuk yang sawit kecil lebih rendah lagi yang dulunya Rp2 500 kg sekarang dihargai Rp500 kg bahkan sudah banyak yang tidak bisa dijual lagi ungkapnya Saat ini lanjut Surono pabrik bahkan tidak menerima lagi TBS yang berukuran kecil dampak yang dirasa oleh para petani sangatlah buruk Sebab TBS kecil tersebut juga akibat dampak dari kurangnya pemupukan dan pemeliharaan sehingga banyak petani memilih tidak memanen TBS yang kecil dan dibiarkan membusuk dipohon Untuk itu diharapkan dengan dicabutnya larangan ekspor tersebut perusahaan akan mampu mengekspor sehingga perusahaan juga mampu membeli sawit petani dengan harga yang layak Kami minta bapak presiden mendengar hati nurani rakyat agar ekspor CPO dibuka kembali hingga para petani dan buruh petani ini bisa menikmati harga TBS Kelapa Sawit yang sesuai sehingga penderitaan seluruh komponen di persawitan ini berakhir harapnya Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Muara Enim H Riswandar SH MH mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik dan memakluminya dengan adanya penyampaian aspirasi para petani sawit yang tergabung dalam Apkasindo Muara Enim tersebut Tentang keluhan harga sawit yang anjlok Untuk itu tentu aspirasi ini akan disampaikannya ke OPD terkait secara berjenjang hingga ke pusat Mengenai masalah tuntutannya harga TBS lanjut Riswandar pihaknya akan memanggil pihak PTPN 7 untuk klarifikasi atas masalah harga yang dibeli TBS yang tidak mengacu dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah Selain itu masalah menomorduakan Kelapa Sawit dari masyarakat Muara Enim jika nanti tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari manajemen PTPN VII pihaknya akan meminta klarifikasi ke Kantor PTPN di Lampung Saya berharap semua berjalan dengan baik dan sesuai harapan masyarakat pungkasnya ozi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: