Banner Pemprov
Pemkot Baru

PBNU Tegang: Gus Yahya Bantah Desakan Mundur dan Pastikan Amanah Muktamar Berlanjut

PBNU Tegang: Gus Yahya Bantah Desakan Mundur dan Pastikan Amanah Muktamar Berlanjut

Gus Yahya tegaskan tidak akan mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU, bantah Risalah Syuriyah, dan pastikan amanah Muktamar 2021-2026 tetap dijalankan.--

SUMEKS.CO- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan respon tegas terkait munculnya desakan agar dirinya mundur dari jabatan.

Diketahui beredar dalam Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU disebut-sebut ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar pada 20 November 2025, menyebut Gus Yahya diminta segera mundur.

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan para Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia di Surabaya, Sabtu 22 November 2025, Gus Yahya menyampaikan bahwa para pimpinan wilayah sepakat tidak menginginkan dirinya mengundurkan diri.

“Saya sudah bertemu dengan PWNU dari seluruh Indonesia. Alhamdulillah, saya menjelaskan apa yang berlangsung dalam beberapa hari ini yang telah menjadi pembicaraan. PWNU bisa mendapatkan pemahaman yang utuh tentang semua yang terjadi,” ujar Gus Yahya di Surabaya.

BACA JUGA:PMI Sumsel dan PWNU Kolaborasi Gelar Donor Darah di Ponpes Aulia Cendekia

BACA JUGA:Trans7 Akhirnya Minta Maaf, Tayangan Heboh Diduga Lecehkan Pesantren dan Kiai, Ini Sikap MUI dan PBNU

Pertemuan tersebut berlangsung di Hotel Novotel Samator, Jalan Raya Kedung Baruk 26-28, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Para Ketua PWNU menyampaikan kekhawatiran, jika Gus Yahya mundur, hal itu akan mengecewakan banyak pihak yang telah memberikan mandat kepadanya.

“Mengingat dulu mereka memilih saya, dan mereka akan kecewa kalau saya mundur. Saya katakan, saya tidak terbesit sama sekali, karena tidak ada alasan untuk itu,” tegasnya, dikutip sumeks.co dari laman NU.

Gus Yahya mempersilakan PWNU melakukan konsolidasi secara mandiri untuk menyikapi dinamika yang berkembang.

Ia menegaskan bahwa dirinya hanya berkewajiban memberikan penjelasan agar para pengurus memperoleh pemahaman utuh dan tidak terpengaruh rumor maupun fitnah.

“Karena lembaga NU ini bukan cuma milik PBNU, apalagi cuma miliknya Yahya Cholil Staquf saja. Ini milik semua orang. Masing-masing pengurus di semua tingkatan punya tanggung jawab dan wewenang,” ungkapnya.

Ia menilai, dinamika internal yang terjadi di tubuh NU berpotensi berdampak nasional, sehingga PWNU sebagai representasi pengurus wilayah memiliki hak mengambil langkah maslahat.

Terkait dokumen Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang beredar dan memuat desakan agar dirinya mengundurkan diri, Gus Yahya menyatakan belum pernah menerimanya secara resmi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: