Women Forest Defender di Palembang, dari Komitmen ke Aksi Nyata Penjaga Hutan

FP3HI, PINUS, dan TAF menyatukan perempuan dan pemuda penjaga hutan Sumsel untuk memperkuat kapasitas, usaha hijau, dan advokasi kebijakan.--
PALEMBANG, SUMEKS.CO- Ratusan peserta antusias menghadiri kegiatan bertajuk Women Forest Defender (WFD) yang diselenggarakan Forum Perempuan Penjaga dan Pengelola Hutan Indonesia (FP3HI) Sumatera Selatan bersama Pilar Nusantara (PINUS) Sumsel dan The Asia Foundation (TAF).
Agenda kolaboratif ini berlangsung dua hari, 16–17 Oktober 2025, di Grand Daira Hotel Palembang.
Direktur PINUS Sumsel, Yunita Sari, menegaskan bahwa perhutanan sosial tidak cukup berhenti pada akses kelola semata.
“Perhutanan sosial adalah soal keadilan dan keberlanjutan. Keterlibatan perempuan dan generasi muda adalah kunci agar hutan tidak hanya diurus di atas kertas, tetapi hidup dan berdampak nyata bagi kesejahteraan keluarga serta kelestarian hutan,” ujarnya.
Kegiatan mengusung tema Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan: Dari Komitmen ke Aksi untuk Perhutanan Sosial yang Inklusif di Sumatera Selatan.
Peserta yang hadir terdiri dari kelompok perempuan penjaga hutan, pemerintah daerah, lembaga donor, sektor swasta, media, hingga pelaku usaha kopi dan HHBK dari berbagai kabupaten di Sumsel.
Yunita menambahkan, WFD merupakan bagian dari program PINUS Sumsel bersama TAF untuk memperkuat kapasitas perempuan di tingkat tapak dalam pengelolaan hutan, kewirausahaan hijau, dan pemantauan hutan partisipatif.
“Selama lebih dari satu dekade, The Asia Foundation terus belajar agar kerja-kerja mereka responsif pada kebutuhan perempuan di komunitas, tanpa meninggalkan peran laki-laki,” tegasnya.
Dukungan serupa disampaikan Pardede dari The Asia Foundation.
“Solidaritas dan kepemimpinan perempuan di akar rumput adalah contoh nyata aksi iklim. Mereka bukan hanya bagian dari cerita dampak perubahan iklim, tapi bagian dari solusi melalui pengelolaan hutan sosial,” katanya.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan ikut menyatakan dukungan penuh. Perwakilan Gubernur Sumsel, Zulkarnain, menyebut sinergi lintas pihak menjadi fondasi pengelolaan hutan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
“FP3HI berperan strategis memperkuat posisi perempuan dan generasi muda dalam arus kebijakan perhutanan sosial,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: