Xiaomi tampaknya memahami hal ini dan mulai menata positioning bukan lagi sebagai brand spesifikasi maksimal harga minimal tetapi sebagai pemain serius di segmen flagship yang ingin mengambil alih sebagian konsumen premium terutama dari generasi muda yang menginginkan kesan mahal tanpa harus membayar mahal.
BACA JUGA: 11 HP Infinix Terbaru di November 2025, Berikut Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:HP Infinix 2025 Terbaik, Spek Tinggi dengan Harga yang Affordable
Walau begitu ada faktor besar yang belum terjawab apakah Xiaomi berencana memperkuat layanan premium after sales seperti Apple Care atau dukungan update sistem hingga bertahun tahun karena hal ini merupakan aspek yang sangat diperhitungkan pengguna flagship.
Berdasarkan data dari Statista pengguna iPhone rata rata mempertahankan perangkat hingga 4 sampai 5 tahun sementara rata rata pengguna Android cenderung mengganti dalam 2 sampai 3 tahun.
Jika Xiaomi ingin mengubah citra dari brand cepat ganti menjadi brand jangka panjang maka struktur layanan harus berubah seiring perubahan nama dan desain perangkat.
Reaksi dari komunitas penggemar teknologi pun ikut menarik. Beberapa diskusi forum menyebut bahwa Xiaomi kini seperti sedang mengejar status sosial bukan lagi sekadar mengejar spesifikasi dan hal ini disebut sebagai fase baru dalam pertarungan pasar smartphone.
BACA JUGA:Spesifikasi OnePLus 15: HP Gaming Flagship Harga Rp 9 Jutaan
Ada pula komentar yang menyatakan bahwa langkah ini merupakan titik balik yang bisa mengangkat Xiaomi setara Apple atau sebaliknya menghancurkan kepercayaan konsumen jika kualitas tidak sebanding dengan citra yang ingin dibangun.
Jika dicermati lebih dalam strategi mengadopsi penamaan yang mirip Apple bukan hanya persoalan branding tetapi persoalan timing karena dilakukan tepat ketika tren desain smartphone terlihat stagnan dan konsumen tidak lagi mudah terkesan oleh angka megapiksel atau kecepatan prosesor.
Produsen kini harus menjual cerita bukan hanya menjual fitur dan nama 17 Pro Max adalah cara tercepat untuk masuk ke dalam percakapan tersebut.
Namun transformasi ini hanya akan bermakna jika diikuti dengan inovasi nyata baik dari sisi perangkat lunak ekosistem maupun pengalaman pengguna.