Di luar itu, keputusan ini juga memberi sinyal bagi federasi internasional lain untuk mempertimbangkan ulang agenda di Indonesia.
Tekanan tidak hanya reputasional, melainkan juga berdampak ke jalur diplomasi olahraga, investasi ekosistem olahraga, serta rekam-jejak Indonesia sebagai host nation.
Namun di tingkat domestik, keputusan pemerintah tidak bertentangan dengan opini publik Indonesia yang secara luas mengambil posisi moral dan politik yang serupa terhadap isu Israel-Palestina.
Posisi hukum internasional Indonesia terkait Israel juga konsisten: Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
BACA JUGA:Pidato Prabowo Gegerkan PBB, Indonesia Siap Kirim 20.000 Pasukan Perdamaian ke Gaza Palestina
Dalam kerangka itu, kebijakan visa dapat dilihat pemerintah sebagai kelanjutan garis politik, bukan keputusan ad-hoc atas satu event.
Keputusan IOC menekankan prinsip “sport without politics”. Pemerintah Indonesia menegaskan prinsip “politik luar negeri dan konstitusi tidak dinegosiasikan oleh event olahraga”.
Dua prinsip itu berderak di panggung yang sama, dan benturannya menghasilkan konsekuensi langsung: larangan penyelenggaraan event dunia di Indonesia hingga ada jaminan perubahan kebijakan akses.
Menpora Erick menutup pernyataannya dengan menegaskan pemerintah tidak akan mundur dari prinsip konstitusional, namun tetap akan berupaya menjaga posisi Indonesia dalam diplomasi olahraga regional dan global.
Bagi Erick, olahraga tetap akan menjadi duta bangsa sementara bagi IOC, akses tanpa diskriminasi tetap akan menjadi tiket masuk ke panggung dunia.
Waktu Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Indonesia
Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Perhelatan bergengsi itu resmi dibuka di Jakarta pada Sabtu, 19 Oktober 2025, dan menjadi momentum penting bagi olahraga senam nasional sekaligus panggung bagi lebih dari 490 atlet dari 77 negara yang siap bersaing memperebutkan gelar juara dunia di berbagai nomor putra maupun putri.
BACA JUGA:Hari Santri Nasional 2025 di Lahat: Wujud Nyata Semangat Santri dan Solidaritas untuk Palestina
Sebagai negara penyelenggara, Indonesia turut menurunkan delapan atlet terbaiknya. Mereka terdiri dari lima pesenam putra dan tiga pesenam putri yang telah melewati fase seleksi panjang dan persiapan intensif menjelang ajang tertinggi federasi senam dunia tersebut.