Kontroversi Tayangan TV yang Singgung Ponpes Lirboyo, Menag Minta Semua Pihak Jaga Marwah Pesantren

Rabu 15-10-2025,09:44 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

SUMEKS.CO - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, meminta semua pihak untuk menjaga marwah pondok pesantren dan menghindari narasi yang bersifat stigma.

Ia menegaskan, pesantren telah berabad-abad menjadi bagian penting dari sejarah dan peradaban bangsa Indonesia.

Menag Nasaruddin menegaskan, pesantren adalah benteng moral bangsa yang telah melahirkan generasi ulama, pemimpin, dan tokoh nasional. 

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memahami pesantren secara utuh dan kultural.

BACA JUGA:Pertemuan Menag Haji Indonesia dengan Dubes Arab Saudi, Persiapan Haji 2026/1447 H Jadi Sorotan Dunia

BACA JUGA:Kemenag Sumsel Dukung Kesuksesan Pornas Korpri XVII, Ikuti 9 Cabang Olahraga

"Saya merasa sangat kaget dan prihatin dengan pemberitaan yang menempatkan pesantren secara negatif. Sekian ratus tahun pondok pesantren berkiprah mendidik manusia Indonesia agar menjadi masyarakat yang beradab, hingga mengkristal dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab," ujar Menag di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Ditambahkan Menag, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat pembentukan moral, karakter, dan kemanusiaan. Untuk itu, Menag mengajak semua pihak bersama-sama menjaga marwahnya. 

Pernyataan Menag tersebut, disampaikan sebagai respons atas tayangan salah satu program Trans Media yang dinilai menyinggung kehidupan santri. Tayangan itu memuat narasi satir, diantaranya menyebut bahwa "santri minum susu saja harus jongkok".

Potongan tayangan tersebut menuai kritik luas, karena dianggap melecehkan tradisi kesantunan pesantren dan merendahkan penghormatan santri kepada kiai.

BACA JUGA:SELAMAT! 4.155 Honorer Kemenag Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu Tahun Anggaran 2024

BACA JUGA:Bolehkah Peserta Lolos PPPK Paruh Waktu Kemenag Mengundurkan Diri? Ini Aturan dan Sanksinya

Gelombang protes datang dari masyarakat dan komunitas pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lirboyo, yang mendesak pihak stasiun televisi menarik tayangan, menyampaikan permintaan maaf terbuka, serta melakukan klarifikasi langsung kepada para pengasuh pesantren. 

Pihak Trans Media juga telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik dan kepada para Kiai Pesantren Lirboyo. 

Menurut Menag, tradisi memaafkan yang kuat dalam budaya pesantren. Menag yakin para kiai dan santri juga akan memaafkan. 

Kategori :