Mukjizat, Al Fatih Selamat 3 Hari Tertimbun Bangunan Ponpes Al khoziny, Ternyata Ini Amalan Orang Tua Santri

Senin 13-10-2025,14:19 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Mahmud

SUMEKS.CO- Di tengah puing-puing reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, sebuah kisah penuh keajaiban muncul di antara kabar duka. 

Nama itu adalah Al Fatih Cakra Buana (14) seorang santri muda yang selamat dari maut setelah tertimbun reruntuhan bangunan Mushala Ponpes Al Khoziny selama tiga hari tanpa mengalami luka serius.

Kisahnya bukan sekadar tentang keberuntungan, melainkan tentang keajaiban doa, Mukjizat, keteguhan iman, dan kasih sayang orang tua yang tak terhingga.

Anak dari Keluarga Saleh yang Diuji. Al Fatih dilahirkan dari rahim seorang ibu yang taat beragama, dan dibesarkan oleh ayah yang juga sangat religius. 

Sang ayah bernama Abdul Hannan bahkan memiliki pondok pesantren sendiri tempat ia mengajar, mendidik, dan menanamkan nilai-nilai tauhid bagi banyak santri.

BACA JUGA:AJAIB, Satu Penumpang di Kursi 11A Selamat dalam Tragedi Kecelakaan Pesawat Air India di Ahmedabad

BACA JUGA:Ajaib, Bayi Terbawa Angin Puting Beliung di Banjar Kalsel Selamat

Ponpes Abdul Hanan Bernama Alihsani di Desa  Berek Sungai, Sendang Deje, Laba, Bangkalan.

Namun, di balik kesalehannya, sang ayah memiliki pandangan yang mendalam tentang kehidupan. Ia tidak ingin anaknya tumbuh dengan kenyamanan yang membuatnya lupa pada perjuangan.

Ia ingin Al Fatih belajar hidup mandiri, berjuang tanpa bergantung pada nama besar orang tuanya.

“Ayah Al Fatih justru memondokkan anaknya di tempat lain (Ponpes Al Khoziny) karena ingin anaknya menjadi lebih mandiri,” tulis akun Instagram @rafikadiana12, yang mengisahkan perjalanan spiritual keluarga itu.

 “Agar ia tidak menjadi raja-raja kecil,” lanjutnya, menggambarkan kerendahan hati sang ayah.

Keputusan itu, kelak, menjadi bagian dari takdir besar yang menguji iman mereka sekeluarga.

Tiga Hari di Antara Hidup dan Mati. Ketika musibah besar menimpa pondok pesantren Alkhoziny  tempat Al Fatih menimba ilmu, semua keluarga santri dilanda kepanikan. 

Bangunan musala empat lantai itu runtuh, menyisakan debu, jeritan, dan doa yang bersahutan. Di tengah kegelapan, nama Al Fatih Cakra Buana tak kunjung ditemukan.

Kategori :