Dalam uraian dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Palembang, Finda disebut menerima aliran dana sebesar Rp2,4 miliar, sementara Dedi Sipriyanto Rp30 juta, dan Agus Budiman Rp144 juta.
Tak hanya itu, keduanya bersama-sama juga disebut menikmati dana sebesar Rp1,4 miliar.
Dana tersebut, yang semestinya digunakan untuk kegiatan kemanusiaan PMI, justru diselewengkan untuk kepentingan pribadi.
JPU Syaran Jafizhan SH MH, Kasubsi Penuntutan Bidang Pidsus Kejari Palembang sebelumnya mengungkap bahwa uang tersebut digunakan untuk membeli dua unit mobil pribadi, yakni Toyota Hi-Ace tahun 2020 dan Toyota Hilux tahun 2023.
Pembelian dilakukan melalui skema kredit menggunakan nama pihak ketiga, namun uang muka dan cicilan dibayar dari anggaran PMI Palembang.
Lebih jauh, JPU juga menyebut adanya pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga pribadi, mulai dari belanja, tagihan listrik, biaya sekolah anak, hingga pembelian krim wajah, dengan total mencapai Rp664 juta lebih.
Semua transaksi itu kemudian disamarkan dalam laporan pertanggungjawaban fiktif sebagai pembelian beras dan sembako di toko tertentu.
Selain itu, dari tahun 2021 hingga 2023, dana PMI juga digunakan untuk pembelian papan bunga senilai hampir Rp370 juta.
Namun hanya sekitar Rp29 juta yang digunakan untuk kepentingan organisasi, sedangkan Rp339 juta sisanya untuk papan bunga pribadi atas nama Finda dan Dedi.
Atas dakwaan tersebut, JPU menjerat keduanya dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Tipikor, dengan ancaman hukuman penjara maksimal.
Kendati begitu, Finda tetap menolak tudingan tersebut. Ia menegaskan dirinya hanya pembina PMI Palembang dan tidak pernah terlibat dalam pengelolaan keuangan organisasi.
"Saya tidak tahu soal aliran dana itu. Saya tidak mengatur uang di PMI,” ujarnya singkat usai sidang pembacaan dakwah.
Kini, selain menghadapi proses hukum, pasangan Finda dan Dedi juga harus menanggung sorotan publik atas isu retaknya hubungan rumah tangga mereka sebuah drama yang membuat sidang korupsi PMI Palembang semakin menarik untuk diikuti.