Menteri Agama RI bahkan menyampaikan bela sungkawa, menyebut para santri yang menjadi korban sebagai syuhada karena wafat dalam keadaan tengah beribadah. Hal ini sedikit banyak memberikan ketabahan bagi keluarga korban.
BACA JUGA:Pimpinan Ponpes Gontor Berziarah ke Makam AM Putra Sulung Soimah di Palembang
Tragedi ini memunculkan pertanyaan besar mengenai aspek keselamatan konstruksi bangunan. Polisi telah mengamankan lokasi untuk penyelidikan lebih lanjut, termasuk memeriksa kontraktor dan pihak yang terlibat dalam pembangunan musala.
Dugaan sementara, runtuhnya bangunan disebabkan lemahnya struktur penopang saat pengecoran.
“Penyelidikan terus dilakukan. Kami akan memeriksa dokumen izin mendirikan bangunan, perencanaan, serta kualitas material yang digunakan,” ujar Kombes Jules.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berjanji akan membantu penuh proses pemulihan dan menanggung biaya perawatan korban.
Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap proyek-proyek pembangunan serupa di wilayah pesantren juga akan dilakukan untuk mencegah tragedi serupa.
Musibah ambruknya musala Ponpes Al-Khoziny menjadi peringatan keras bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan fasilitas umum, terlebih di lingkungan pendidikan agama dengan jumlah penghuni yang besar.