SUMEKS.CO- Menteri Haji dan Umrah Indonesia, Muhammad Irfan Yusuf atau yang akrab disapa Gus Irfan, melakukan kunjungan diplomatik penting ke Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Arab Saudi di Jakarta.
Pertemuan Gus Irfan dengan Kedubes Arab Saudi ini digelar untuk membahas persiapan penyelenggaraan haji tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Arab Saudi, Faisal bin Abdullah Alamudi, tercatat ada lima poin penting yang menjadi sorotan.
Kelima poin ini tidak hanya menyangkut kepentingan jemaah Indonesia, tetapi juga berpotensi memberi dampak besar bagi citra penyelenggaraan haji dunia.
1. Percepatan Persiapan Haji 2026, dan Pesan Tegas dari Saudi
Dubes Arab Saudi menegaskan agar Indonesia melakukan percepatan persiapan haji. Pesan ini sederhana, tetapi penuh makna diplomatik.
Menurut Faisal, persoalan yang terjadi pada musim haji 2025 tidak boleh terulang lagi, terutama yang berkaitan dengan koordinasi yang lemah dan persiapan yang terlambat.
Sebagai negara dengan jumlah jemaah terbesar di dunia, Indonesia tidak seharusnya ketinggalan dalam aspek persiapan.
BACA JUGA:Reshuffle Kabinet 2025, Begini Sosok Gus Irfan Yusuf, Menteri Haji dan Umrah Pertama RI
Jika Indonesia terlambat, efek domino-nya bisa memengaruhi layanan Saudi dan menambah beban seluruh ekosistem penyelenggaraan haji.
2. Indonesia Sebagai Contoh bagi Dunia
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Faisal juga menyinggung peran Indonesia sebagai role model bagi lebih dari 200 negara pengirim jemaah.
Dengan kuota jemaah hampir 300 ribu orang, wajar jika dunia menjadikan Indonesia sebagai tolok ukur penyelenggaraan haji.
Pertanyaannya, apakah Indonesia siap menjadi contoh terbaik atau justru terus tercatat sebagai negara dengan masalah terbesar? Jika gagal, reputasi Indonesia bisa tercoreng, dan hal ini berimplikasi pada kepercayaan internasional terhadap manajemen haji.