Masih kata Sekda, pihaknya berharap kejadian ini yang pertama dan terakhir. Tidak ada lagi kejadian serupa, untuk itu pengawasan akan ditingkatkan.
BACA JUGA:UMKM Ini Berhasil Jadi Pemasok Program MBG dengan Dukungan Pembiayaan BRI
BACA JUGA:UMKM Katering Pemasok Program MBG Sukses Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan
Sambungnya, terkait apakah SPPG terkait akan melanjutkan pendistribusian MBG kepada sekolah-sekolah di Pedamaran ataupun distop, menurutnya itu wewenang BGN. “Mengenai itu bukan kewenangan daerah, begitupun dengan sanksinya,” ucapnya.
Asmar sempat melihat dapur SPPG penyedia MBG di Pedamaran tersebut, Rabu (3/9). Yakni ia menekankan masalah pengolahan limbah, meminta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI melakukan pengecekan berkala dan melakukan pengawasan.
"Laporan peninjauan kami ini akan dilaporkan ke pusat sudah berkoordinasi dengan Korwil BGN, menjadi bahan tindak lanjut ke depannya," tuturnya.
Dimana hasil dari hasil wawancara, selang waktu antara distribusi dengan konsumsi terlalu lama. Harusnya dua jam, namun ada yang baru dimakan pukul 16.00 WIB.
BACA JUGA:Jadi Pemasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Berhasil Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI
BACA JUGA:Waduh, Guru Diminta Cicip Makanan MBG Sebelum Dibagikan ke Siswa
Sekda juga mengingatkan MBG di sekolah tidak boleh dibawa pulang, karena kalau dibawa pulang ada jeda waktu yang membuat menu mungkin sudah basi.
"Peristiwa yang terjadi di Pedamaran mudah-mudahan ini jadi yang pertama dan terakhir,” tukasnya.
Ketua Satgas MBG OKI HM Lubis, menyebut pihaknya akan memantau terus menerus terhadap para penerima manfaat MBG ini, agar hal-hal yang terjadi saat ini tidak lagi terjadi di kemudian hari.
"Kami memang belum ke tempat katering yang ada di Pedamaran, nanti akan dijadwalkan setiap MBG akan dilakukan pembinaan,” ucapnya.
BACA JUGA:Satgas MBG di Kabupaten OKI Siap Buka Posko Aduan Masyarakat
Lubis menambahkan, di Kabupaten OKI sudah ada 29 dapur SPPG, dengan jumlah penerima manfaat program MBG ini sekitar 89 ribu orang.