Tiga tahun terakhir, Hutama Karya turut mendukung digitalisasi media edukasi dan pengembangan modul pencegahan kekerasan dengan metode yang menyenangkan. Modul digunakan forum anak hingga fasilitator cegah kekerasan seksual online. Peningkatan kapasitas tercermin dari lebih banyaknya anak mendapat edukasi perlindungan diri, baik secara luring maupun daring.
BACA JUGA:Bantuan Hutama Karya Group, Dongkrak Kualitas Pendidikan Santri di Tasikmalaya
"Modul-modul tersebut juga diterapkan oleh komunitas luar Surakarta, menjadi benchmarking mereka dan membuat program ini semakin luas dampaknya," terang Adjib.
Selain digitalisasi media edukasi, dukungan perusahaan juga memperkuat ruang konseling yang kini semakin nyaman, aman dan layak. Proses terapi, pendampingan korban, serta interaksi menjadi lebih efektif. Training center berkembang menjadi pusat multipihak: ruang belajar perlindungan anak, kelas khusus remaja, diskusi relawan muda, hingga tempat magang berbagai kampus ternama (UNS, UIN, UGM, dll). Banyak pihak eksternal sering mengunjungi center untuk belajar praktik baik di Surakarta maupun dari luar Surakarta.
Lebih lanjut konsistensi program TJSL menghasilkan 75 agen perubahan terlatih. Tahun 2023, 25 anak Forum Anak Karanganyar dibekali keterampilan pencegahan kekerasan. Tahun 2024, 25 siswa SMP Negeri 18 Surakarta dilatih menjadi pendidik sebaya. Tahun 2025, 25 anak Forum Anak Kelurahan Mojo disiapkan sebagai konselor sebaya.
Agen perubahan berperan ganda sebagai pelopor dan pelapor. Mereka mengidentifikasi potensi kekerasan, memberikan edukasi kepada teman sebaya, serta menjadi jembatan korban dengan layanan bantuan. Model pemberdayaan ini menciptakan sistem perlindungan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Dukung Swasembada Pangan Nasional, Hutama Karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Aceh dan Riau
Perayaan HAN tahun ini di Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta berfokus pada penguatan aspek self-love dan self-acceptance anak korban. Kegiatan refleksi dan menulis mimpi membantu membangun kepercayaan diri serta kesiapan menjalani masa depan. Pelatihan Agen Perubahan memupuk Forum Anak Surakarta dan Mojo sebagai pendidik sebaya melalui aktivitas komunikasi empatik, konseling, dan pencegahan kekerasan di lingkungan sekitarnya.
"HAN tahun lalu berbasis sekolah, tapi tahun ini dilaksanakan di panti supaya intervensi tepat sasaran. Respon anak lebih positif, merasa didengar dan termotivasi membangun masa depan," jelas Adjib.
Model pelibatan lintas sektor antara BUMN, LSM, pemerintah, komunitas terbukti efektif menjadi best practice. Hutama Karya menyediakan sumber daya dan penguatan kapasitas, Yayasan KAKAK mengelola pendampingan langsung, pemerintah menyiapkan payung hukum dan kebijakan. Efek sinergi nyata dalam kemudahan akses layanan, referensi rujukan, serta jangkauan bantuan ke anak-anak yang lebih luas.
Kemitraan memperkuat perubahan infrastruktur, dari ruang konseling sederhana menjadi representatif, training center multifungsi, hingga fasilitas belajar remaja dan anak. Program menciptakan dampak langsung dalam akses, pemberdayaan keluarga, hingga terwujudnya peran aktif anak sebagai konselor sebaya. Peningkatan kapasitas internal yayasan memungkinkan mereka menangani lebih banyak kasus, menyediakan pendampingan hukum, hingga penguatan kapasitas keluarga korban.
BACA JUGA:DPR RI Apresiasi Jalan Tol Riau, Dukung Percepatan Pembangunan Ruas Baru oleh Hutama Karya
BACA JUGA:Hutama Karya Pertahankan Status BUMN Infrastruktur Terbaik di Fortune 500 Southeast Asia 2025
"Kami percaya, sinergi dunia usaha, lembaga masyarakat dan pemerintah seperti yang dilakukan di Surakarta dapat menjadi model nasional perlindungan anak. Misi perusahaan adalah memastikan seluruh anak korban mendapatkan akses layanan berkualitas, demi generasi Indonesia tangguh menuju 2045," tutupnya.