Meski sempat dianulir karena dugaan offside, wasit akhirnya mengesahkan gol tersebut setelah konsultasi dengan asisten, VAR.
Dominasi Oxford terus berlanjut di babak pertama. Peluang demi peluang diciptakan, termasuk sundulan Michal Helik dari jarak dekat yang sayangnya masih bisa digagalkan kiper Port FC.
Przeymslaw Placheta juga sempat mendapatkan ruang, tetapi tembakannya melenceng tipis.
Namun, dominasi tersebut tidak mampu dipertahankan hingga jeda waktu. Menit ke-44, Port FC menyamakan kedudukan lewat gol super indah dari Teerasak.
Pemain bernomor punggung 14 itu melakukan chip dari sisi kiri kotak penalti, melewati kiper Matt Ingram dan bersarang di gawang Oxford. Skor imbang 1-1 menutup babak pertama.
Hujan Deras dan Gol Cepat Port FC. Memasuki babak kedua, suasana berubah drastis. Hujan lebat tiba-tiba mengguyur stadion dengan intensitas tinggi, mengubah lapangan menjadi genangan air besar.
Dalam kondisi lapangan yang licin dan tidak bersahabat, Port FC justru mampu memanfaatkan situasi.
Di menit ke-48, Perea memanfaatkan bola mati yang tertahan air dan mencetak gol kedua untuk timnya.
Sepakannya meluncur rendah melewati Ingram yang kesulitan mengantisipasi.
Tiga menit berselang, pertandingan sempat dihentikan. Kapten Port FC, Tanaboon, melakukan tekel keras yang berbahaya terhadap Brian De Keersmaecker.
Dan Wasit tak ragu mengeluarkan kartu merah langsung, dan suasana sempat memanas.
Pemain Oxford ditarik ke pinggir lapangan untuk menenangkan situasi, sementara petugas stadion berjuang membersihkan genangan air dengan sapu dan pel untuk mengembalikan kondisi lapangan.