SUMEKS.CO- Umat Islam di seluruh dunia hari ini telah memasuki dan merayakan tahun baru 1447 Hijriah.
Momen pergantian tahun Hijriah ini menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak ibadah, salah satunya adalah dengan menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram.
Tahun Baru 1447 diawali dengan Bulan Muharram, ini bulan pertama dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan mulia atau Al-Asyhurul Hurum, selain bulan Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
Dalam bulan-bulan mulai ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan berpuasa.
Apak Keutamaan Puasa di Bulan Muharram? Puasa di bulan Muharram memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah Muhammad SAW menyebutkan bahwa puasa Muharram adalah puasa paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Ahmad Muntaha dalam artikelnya Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya yang dipublikasikan pada Kamis, 26 Juni 2025.
BACA JUGA:Tetap Lestarikan Tradisi Melemang di 13 Muharram
BACA JUGA:Ratu Dewa Berbagi Kebahagiaan dengan Anak Yatim, Jemput Berkah di Bulan Muharram
Mereka bertakbir, Sepanjang Jalan Panca Usaha dan Pangeran Ratu Jakabaring Palembang dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah Malam Jumat. Foto Usta Sumeks.co--
Berdasarkan berbagai hadits Rasulullah saw, terdapat lima keutamaan besar dalam melaksanakan puasa Muharram, yaitu:
Puasa Muharram adalah puasa paling utama setelah Ramadhan, menunjukkan betapa besar pahalanya di sisi Allah SWT.
Termasuk dalam amalan berpuasa di bulan-bulan mulia (Al-Asyhurul Hurum) yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam syariat Islam.
Puasa sehari di bulan Muharram setara dengan puasa 30 hari, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadits.
Puasa di hari Asyura (10 Muharram) menjadi pelebur dosa satu tahun yang lalu, sesuai sabda Nabi Muhammad saw.
Puasa Asyura yang diiringi dengan puasa Tasu’a (9 Muharram) dan puasa 11 Muharram menjadi pembeda antara umat Islam dan kaum Yahudi, karena kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyura.