Wajah mereka tampak cerah pagi itu, mungkin karena semangat Idul Adha yang terasa kuat di udara. Salah satu dari mereka mendekat sambil tersenyum dan bertanya,
“Kamu liputan juga ya?”
Saya hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.
Sebenarnya, pagi itu saya datang bukan sebagai wartawan, tapi sebagai jemaah biasa. Tidak ada agenda liputan, tidak ada to-do list, karena memang lokasi ini sudah di-handle oleh tim wartawan lainnya.
Tapi dalam hati, saya merasa sayang jika momen sepenuh ini tak saya tuangkan dalam tulisan.
Sebagai seseorang yang memang hobi menulis dan membaca cerpen, saya, pengalaman ini terlalu memoriable untuk dibiarkan lewat begitu saja.
Maka, meski awalnya tak berniat menulis, akhirnya saya putuskan untuk menulis dengan gaya yang lebih santai, lebih personal.
Dan ya, beberapa jam setelahnya, tulisan ini pun tayang di website-ku. Bukan laporan jurnalistik biasa, tapi catatan kecil dari pagi yang hangat dan penuh makna.